Rencana Relokasi Pedagang Pasar Gadang Ditegaskan Lagi, Pertengahan Juni Mulai Sosialisasi dan Pendataan
Pasar Induk Gadang Saat Siang Hari Tampak Lengang --
GADANG, DISWAYMALANG.ID — Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menegaskan rencana relokasi pedagang Pasar Induk Gadang (PIG) sebagai bagian dari rencana revitalisasi PIG, segera direalisasikan.
“Kami ingin prosesnya tuntas segera, agar tidak ada konflik,” kata Wahyu, ditemui usai hadir dalam acara di Kantor Dinas Pendidikan, Rabu (11/6)
Pemerintah kota menargetkan sosialisasi dimulai pekan depan, diikuti pendataan ulang lapak dan penerbitan surat penempatan sementara.
“Ini masalah lama yang harus diselesaikan sekarang macet, sampah, dan jalan berlubang di Pasar Gadang,” kata Wahyu.
Terpisah, Kepala Diskopindag Kota Malang Eko Sri Yuliadi menilai aktivitas bongkar-muat di atas jembatan sudah mengancam konstruksi. Dia menyebut, kemacetan dan keselamatan jembatan menjadi alasan utama relokasi inim
“Kami harus sosialisasi dulu, tapi targetnya seluruh lapak di sepanjang jalan dan jembatan kami tertibkan,” kata Eko, usai Rapat Paripurna di DPRD Kota Malang, Rabu (11/6).
Jika jadwal berjalan mulus, relokasi fisik diproyeksikan berlangsung bertahap mulai akhir Juli 2025. Sambil menunggu, pemerintah daerah menambal jalan berlubang di sekitar pasar dan menambah petugas pengurai macet tiap pagi.
Proyek revitalisasi bangunan utama PIG sendiri diperkirakan baru dilelang pada kuartal IV tahun ini.
BACA JUGA:Dinilai Sukses Membina BUMD Air Minum Berdaya Saing Nasional, Wali Kota Malang Raih Penghargaan
DPRD Minta Kajian Teknis
Selama ini, angkutan sayur, motor pengangkut ayam, dan mobil pribadi sama-sama terjebak antrean hampir satu kilometer gara-gara deretan lapak yang menjulur sampai jembatan Pasar Gadang. Arus lalu lintas di pagi hari selalu padat dan hampir lumpuh.
Meski mendukung pembenahan PIG, namun sebagian wakil rakyat masih mempertanyakan rencana relokasi jika lokasi yang dipilih adalah Terminal Hamid Rusdi. Dikhawatirkan, terminal justru berubah menjadi pasar permanen. “Terminal itu dibangun untuk angkutan, jangan sampai solusi ini menciptakan masalah baru terminal macet, pasar tetap semrawut, ” kata Sekretaris Komisi B DPRD Kota Malang Arief Wahyudi.
Ia meminta kajian teknis detail, termasuk pelebaran pintu masuk terminal sebelum pedagang dipindah.
Di lapangan, suara pedagang terbelah. Juhari, pedagang sayur sejak 1980-an, menyambut baik penataan asal selektif. “Kalau memang yang bikin macet itu pedagang pinggir jalan, ya mereka saja yang pindah. Pedagang di dalam pasar tidak menutup jalan,” ujarnya melalui sambungan telepon. Ia juga meminta kepastian fasilitas air, listrik, dan keamanan di lokasi baru. (*)
Sumber:
