1 tahun disway

Momen International Day of Living Together in Peace, Berbagi Ruang Publik dengan Damai di Tengah Keramaian!

Momen International Day of Living Together in Peace, Berbagi Ruang Publik dengan Damai di Tengah Keramaian!

Mengedepankan Prinsip Damai Dengan Sesama di Ruang Publik - International Day of Living Together In Peace-pinterest-

MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Keramaian dan antrean panjang di ruang publik kerap memicu ketegangan. Namun, di balik hiruk-pikuk tersebut, tersimpan peluang membangun sikap hidup berdampingan dengan damai.

Di momentum International Day of Living Together in Peace  atau Hari Hidup Bersama dalam Damai yang diperingati setiap tanggal 16 Mei, tepat rasanya untuk kembali mempelajari cara untuk tetap tenang dan menjaga kedamaian dalam menghadapi situasi sulit. Agar, tidak memicu konflik yang tidak perlu.

BACA JUGA:Polri Juga Kampanye Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Kota Batu

Memahami bahwa ruang publik adalah tempat bertemu berbagai karakter dan kebiasaan, mengelola ketidaksempurnaan situasi menjadi kunci utama menjaga kedamaian.

1. Tenangkan Diri Sebelum Berinteraksi

Saat di tengah keramaian atau antrean panjang, tubuh dan pikiran mudah tegang. Langkah pertama adalah menenangkan diri dengan mengatur napas secara sadar. Menerima keadaan dan mengingatkan diri bahwa ketegangan yang muncul hanya sementara membantu menghindari reaksi emosional berlebihan yang bisa memicu konflik.

Ketika diri sudah lebih tenang, cara berbicara dan sikap juga akan ikut berubah. Berinteraksi dengan suara yang lembut dan bahasa tubuh yang terbuka akan meredam potensi ketegangan. Cara ini membuat orang lain juga merasa lebih nyaman dan memudahkan terciptanya suasana damai walaupun dalam situasi sulit.

2. Kenali Pemicu Konflik di Sekitar dan Hindari Memperparah

Kerumunan atau antrean panjang rawan memancing stres dan emosi. Salah satu pemicu utama konflik adalah perilaku yang dianggap tidak adil, misalnya ada orang yang mendorong antrean atau berusaha memotong. Namun, langsung menegur dengan nada keras justru bisa memancing perkelahian verbal atau fisik.

Lebih bijak bila mencoba memahami motif di balik perilaku tersebut, bisa jadi karena ketidaksengajaan atau keadaan mendesak. Memilih respon yang tenang dan meminta dengan sopan daripada menghakimi dapat meredam ketegangan. Bila perlu, mengalihkan perhatian atau melibatkan pihak pengelola untuk menangani masalah tersebut merupakan langkah damai yang efektif.

3. Gunakan Bahasa Tubuh untuk Menunjukkan Sikap Terbuka dan Toleran

Dalam keramaian, kata-kata sering kali sulit tersampaikan dengan jelas. Bahasa tubuh menjadi alat penting untuk menunjukkan bahwa niat adalah damai dan tidak ingin memicu konflik. Contohnya, menjaga jarak fisik yang sopan dan menghindari tatapan agresif bisa menenangkan suasana.

Saat berhadapan dengan orang yang tampak gelisah atau frustrasi, menanggapi dengan sikap santai dan tidak defensif dapat meredam emosi mereka. Bahasa tubuh yang ramah dan tenang tanpa terkesan mengalahkan atau menggurui membantu menciptakan suasana yang kondusif bagi kedamaian bersama.

4. Tunjukkan Empati dengan Mendengarkan dan Memahami Keluhan Orang Lain

Sumber: quora