Dahlan Iskan dan Prof. Bisri Sepakat Kawasan Madyopuro Dikembangkan sebagai Ruang Terbuka dan Hijau

Dahlan Iskan (tengah) saat menyampaikan pandangannya tentang pengembangan kawasan Madyopuro. Di sampingnya adalah Prof. Bisri-Agung Budi Prasetyo-
KEDUNGKANDANG, DISWAYMALANG.ID-- Terminal Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang, menjadi saksi pelaksanaan Sarasehan Madyopuro, Selasa (8/4/2025). Acara ini menghadirkan sejumlah tokoh penting, di antaranya Founder Disway, Dahlan Iskan, serta mantan Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Muhammad Bisri. Dengan mengusung tema penguatan wawasan masyarakat menuju Kawasan Perekonomian Berbasis Budaya, Wisata Kuliner Halal dan Cashless, kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk menggali potensi lokal berbasis kearifan lingkungan.
BACA JUGA:Senam Bersama Komunitas Senam Kebaya Indonesia di Madyopuro Mangano, Dahlan Iskan Malah Belajar
Kuliner Halal Cashless
Dalam pemaparannya, Prof. Muhammad Bisri menyoroti pentingnya sertifikasi halal pada produk kuliner, terutama di Kota Malang yang memiliki keragaman kuliner. Menurutnya, standar halal bukan sekadar label, melainkan bentuk perlindungan bagi konsumen muslim yang menjadi mayoritas di Indonesia.
“Banyaknya ragam kuliner di Malang harus diimbangi dengan kejelasan status halal. Sertifikasi ini akan membangun kepercayaan konsumen dan bisa menjadi dasar terbentuknya zona kuliner halal dan non-halal secara terpisah,” jelas Prof. Bisri.
BACA JUGA:Madyopuro Mangano Menuju Sentra Wisata Kuliner Halal dan Pintu Gerbang Baru Kota Malang
BACA JUGA:9 Jajanan Populer di Madyopuro Mangano yang Wajib Dicoba!
Dahlan Iskan: Jangan Tebang Pohon yang Ada
Sementara itu, Dahlan Iskan dalam sarasehan tersebut memberikan penekanan pada pentingnya menjaga kerindangan dan kelestarian alam di kawasan Madyopuro. Ia menyoroti potensi lingkungan yang masih hijau sebagai aset masa depan yang tak tergantikan.
“Jangan sampai satu pohon pun ditebang dalam proses pembangunan. Jika hutan di Madyopuro rusak, sepuluh tahun ke depan daerah ini bisa kehilangan identitas dan keindahannya,” ujar Dahlan tegas.
Ia pun menggagas ide untuk menjadikan Terminal Madyopuro sebagai Pasar Seni, namun dengan catatan: pembangunan harus dilakukan tanpa menebang pohon dan tanpa bangunan masif.
“Pasar seni di sini bisa sangat menarik, tapi konsepnya harus terbuka, tidak ada bangunan bertingkat. Harus punya kualitas seperti hotel bintang empat, namun tetap ramah lingkungan,” tambahnya.
Sarasehan Madyopuro bahas wisata halal dan pentingnya jaga lingkungan bersama Dahlan Iskan.-Agung Budi Prasetyo-Agung Budi Prasetyo
BACA JUGA:Wali Kota Malang Dorong Peningkatan UMKM melalui Madyopuro Mangano
Kebersihan Jadi Sorotan
Lebih lanjut, Dahlan menyoroti kondisi Terminal Madyopuro yang dinilainya sudah tidak relevan dengan kebutuhan transportasi modern. Ia mengusulkan agar terminal tersebut ditiadakan dan diganti fungsinya.
“Terminal yang tidak terawat seringkali jadi sumber kekumuhan. Solusinya, lebih baik sistem transportasi seperti angkot diarahkan berputar keliling kota tanpa perlu terminal besar,” jelasnya.
Sumber: