12 Jenis Ketupat Tradisional Indonesia, Lengkap dengan Filosofi Budayanya

12 Jenis Ketupat Tradisional Indonesia, Lengkap dengan Filosofi Budayanya

jenis ketupat Indonesia, filosofi ketupat, ketupat tradisional, budaya ketupat, ketupat lebaran, ketupat Nusantara, Ki Demang, Kampung Budaya Polowijen, ketupat unik Indonesia-Agung Budi Prasetyo-Agung Budi Prasetyo

MALANG, DISWAYMALANG.ID– Ketupat tak hanya sekadar makanan pelengkap saat Lebaran. Di balik bentuknya yang unik dan bahan dasar yang sederhana, ketupat menyimpan ragam budaya dan filosofi yang mendalam. Bahkan, di berbagai daerah di Indonesia, ketupat memiliki bentuk, nama, hingga fungsi yang berbeda-beda.

Sebagai bagian dari tradisi Nusantara, ketupat umumnya dibuat dari beras atau ketan yang dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa muda (janur), lalu direbus hingga matang. Meski umumnya berbentuk wajik, ketupat di Indonesia memiliki banyak variasi bentuk dan makna.

Budayawan Isa Wahyudi alias Ki Demang dari Kampung Budaya Polowijen menyebut bahwa terdapat 12 jenis ketupat tradisional Indonesia, yang tidak hanya berbeda bentuk, tapi juga membawa nilai-nilai simbolis masing-masing.

“Setelah riyoyo kupatan, ketupat biasanya dibawa pulang dan diletakkan di atas pintu rumah. Itu sebagai simbol bahwa pemilik rumah telah terbuka untuk meminta maaf, menyampaikan 'lepat' atau luput kepada siapa pun,” jelasnya.

Berikut 12 Jenis Ketupat Tradisional Nusantara

Ketupat Jago

Berasal dari Sudimoro, Kudus. Dibuat dari delapan helai janur dan berbentuk segitiga sama kaki. Biasanya disajikan dalam tradisi empat bulanan sebagai simbol harapan anak laki-laki tumbuh menjadi ksatria.

Ketupat Sidalungguh

Populer di masyarakat Jawa. Bentuknya mini, dengan tiga helai janur. Melambangkan bayi yang telah memiliki kedudukan (sido lungguh) dalam keluarga.

Ketupat Tumpeng

Bentuknya menyerupai tumpeng dengan ujung mengerucut dan bawah yang lebar. Janur menjuntai sebagai hiasan di bagian runcing.

Ketupat Sari

Disebut juga Tipat Sari dari Bali. Berbentuk segitiga kecil dan digunakan dalam sesajen upacara di sawah, khususnya di Buleleng.

Ketupat Bata

Berasal dari Demak. Dibentuk seperti batu bata oleh Sunan Kalijaga dari dua helai janur. Simbol keselamatan jabang bayi.

Ketupat Debleng

Disebut juga Ketupat Sintok. Memiliki dua ujung janur di sudut berseberangan. Melambangkan wanita cantik dan berbudi luhur.

Ketupat Sidapurna

Berbentuk unik seperti huruf “P” terbalik atau kipas sate. Dihiasi janur menyerupai pita di salah satu sudut.

Ketupat Geleng

Mirip ketupat bata, berbentuk balok, tetapi tanpa helaian janur menjuntai.

Ketupat Bebek

Asal Tegal, berukuran mungil dengan ujung menyerupai paruh bebek. Biasanya disajikan dengan daging blengong (hasil persilangan bebek dan angsa).

Ketupat Bagea

Sumber: