Temuan Keren Mahasiswa UMM, Kembangkan Bahan Pengawet Ikan dari Limbah Udang
Mahasiswa UMM kembangkan pengawet alami--
LOWOKWARU, DISWAYMALANG.COM-- Memang tim ini belum menang. Tapi tim mahasiswa Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (FPP UMM) ini layak diacungi jempol atas temuan mereka yang inovatif dan bermanfaat. Yakni, menemukan teknologi pengawetan bahan makanan, khususnya ikan, dari bahan alami.
Menariknya, bahan pengawet yang dipakai juga berasal dari produk perikanan, tepatnya udang. Namun, yang dipakai adalah bagian dari udang yang tidak dimanfaatkan, yaitu usus udang.
Ibnu Hafid ketua tim mahasiswa FPP UMM yang mengembangkan temuan ini mengatakan, riset mereka didasarkan atas potensi produksi perikanan yang besar di Indonesia. Sebagai negara maritim, produksi ikan di Indonesia berlimpah. "Yang jadi persoalan, ada masalah bagaimana menjaga mutu ikan agar tetap segar dan tidak rusak," kata mahasiswa program studi (prodi) Teknologi Pangan FPP UMM ini.
Masalah terkait penyimpanan ikan ini, lanjut Hafid, khususnya dialami para nelayan maupun rumah tangga konsumen ikan. Rumah tangga-rumah tangga memilih memasak ikan berkali-kali atau menggunakan pengawet sintesis.
Padahal, pengawet sintesis yang banyak digunakan masyarakat menurut Hafid dapat menimbulkan efek samping. Lebih-lebih jika penggunaannya berlebihan. Selain itu, meski sudah diberi bahan pengawet, mutu ikan tetap turun.
Atas dasar itu lah, Hafid bersama tim mengembangkan bahan pengawet ikan dari bahan alami, yaitu bagian udang yang tidak dimakan atau limbah udang. "Umumnya ikan dapat bertahan di suhu ruang selama 18 jam. Apabila menggunakan pengawet alami ini maka dapat memperpanjangnya hingga umur simpan sekitar dua hari di suhu ruang dengan mutu ikan terjaga," jelasnya.
Hafid memaparkan, bahwa usus udang, khususnya jenis vannamei, mengandung senyawa bacteriocin. Senyawa inilah yang jadi bahan baku utama pengawet alami yang dikembangkan tim mahasiswa FPP UMM itu. Caranya, dikombinasikan dengan senyawa edible coating dengan hasil bisa menjaga kesegaran dan mutu ikan.
Temuan ini, rencananya akan dijadikan bahan untuk ikut berkompetisi dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) yang akan diadakan pada 14-19 Oktober di Surabaya. Selain Hafid, tim riset bahan pengawet ikan ini juga ada Abida Zahrotul Hartinia dan Byarna Ayu Apriliani (keduanya mahasiswa Prodi Akuakultur FPP), lalu juga Dyas Nurhidayah Putri dan Dinda Putri Ayuningtyas, yang seperti Hafid, berasal dari prodi Teknologi Pangan.
Temuan Hafid dan kawan-kawan ini menambah deretan inovasi keren dari kampus UMM. Baru-baru ini, juga dirilis temuan dosen UMM terkait produksi kentang.
BACA JUGA:Temukan Benih Unggul, UMM Berharap Dongkrak Pendapatan Petani Kentang di Malang
Hafid menambahkan, tantangan saat riset adalah mereka sempat kesulitan untuk mendapatkan senyawa yang dibutuhkan untuk percobaan.. Beruntung, kampus UMM senantiasa membantu dengan berbagai dukungan. Mulai dari fasilitas, motivasi, pelatihan, bimbingan, hingga biaya. Sehingga, memudahan tim melakukan dan kemudian menyelesaikan riset. (*)
Sumber: umm