Andrew Cripps Masuk Disney: Pengaruhnya ke Alur dan Cerita Film-Film Disney

Andrew Cripps Masuk Disney: Pengaruhnya ke Alur dan Cerita Film-Film Disney

--

MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Disney bukan sekadar studio film, tapi pabrik mimpi yang membentuk budaya pop selama hampir seabad. Namun, belakangan ini, Disney sering dikritik karena cerita-ceritanya kurang segar, terlalu berfokus pada nostalgia, dan tidak berani mengambil risiko kreatif.

Masuknya Andrew Cripps, mantan eksekutif Warner Bros, sebagai kepala distribusi global pada (4/03) bukan hanya soal bagaimana film-film Disney tayang di bioskop, tapi juga bagaimana Disney akan menyesuaikan narasi agar bisa sukses di pasar global.

Cripps dikenal sebagai ahli strategi distribusi global. Di Warner Bros,  dia berperan dalam menyesuaikan konten film agar diterima di berbagai negara, dari Amerika hingga Asia.

Keahliannya dalam memahami selera internasional bisa mengubah cara Disney menulis cerita. Jika dulu Disney terlalu berfokus pada audiens Amerika, kini mereka akan memastikan bahwa alur, karakter, dan tema film bisa diterima di seluruh dunia.

1. Fokus Lebih Besar pada Pasar Internasional

Cripps sudah berpengalaman dalam mengadaptasi film agar diterima secara luas di pasar global. Saat di Warner Bros, dia ikut dalam distribusi film seperti Harry Potter, Joker, dan Dune, yang sukses besar di berbagai belahan dunia karena ceritanya punya daya tarik universal, tidak hanya untuk satu budaya tertentu. Disney akan bisa belajar dari sini, terutama dalam membuat film yang lebih inklusif dan tidak terlalu Amerika-sentris.

Mulai dari sini, akan lebih banyak film Disney yang mengambil inspirasi dari budaya internasional—mirip seperti yang dilakukan Encanto (Kolombia) atau Raya and the Last Dragon (Asia Tenggara). Tapi bedanya, Disney akan mampu memastikan ceritanya lebih matang dan relevan di banyak negara, bukan sekadar memasukkan elemen budaya lokal. Dengan Cripps yang paham bagaimana film bisa diterima di berbagai wilayah, Disney kemungkinan akan lebih berhati-hati dalam membangun cerita yang bisa menggaet penonton global.

2. Plot yang Lebih Mudah Dicerna untuk Penonton Global

Salah satu faktor kesuksesan global film adalah alur yang simpel tapi kuat. Film seperti The Lion King, Finding Nemo, dan Frozen sukses karena ceritanya universal, mudah dipahami siapa saja, dan tidak terlalu banyak elemen kompleks yang hanya dimengerti audiens tertentu. Cripps paham betul bagaimana alur film yang sederhana tapi kuat bisa membuat film lebih mudah diterima di bioskop seluruh dunia.

Dengan kehadirannya di Disney, film-film mendatang akan bisa menghindari alur cerita yang terlalu rumit dan penuh referensi internal, seperti yang sering terjadi di film Marvel belakangan ini. Disney akan lebih banyak berpotensi memproduksi film dengan alur yang berdiri sendiri tanpa harus menonton film lain terlebih dulu.

3. Perubahan Cara Marvel dan Star Wars Menulis Cerita

Marvel dan Star Wars sedang dalam masa sulit. Film-film mereka mulai kehilangan daya tarik karena alur cerita yang terlalu kompleks, terlalu banyak spin-off, dan terlalu bergantung pada penggemar lama. Cripps, dengan pengalamannya di Warner Bros., tahu bahwa strategi semacam ini berisiko jika ingin sukses di pasar global.

Di bawah kepemimpinannya, Disney akan mampu mengembalikan Marvel dan Star Wars ke format cerita yang lebih klasik dan mandiri. Film-film superhero yang berdiri sendiri (seperti The Dark Knight di Warner Bros.) lebih mudah diterima di bioskop seluruh dunia dibandingkan dengan film yang membutuhkan banyak konteks cerita sebelumnya. Marvel bisa lebih fokus ke cerita petualangan superhero yang kuat tanpa harus terlalu banyak koneksi dengan film lain.

4. Film Animasi Akan Lebih Ramah untuk Semua Umur

Belakangan ini, beberapa film animasi Disney seperti Strange World atau Elemental mendapat kritik karena terlalu berat untuk anak-anak. Cripps dengan kehadirannya akan mendorong Disney untuk kembali ke format cerita yang lebih klasik—petualangan sederhana dengan pesan moral yang kuat. Dia melihat bagaimana film keluarga seperti Harry Potter dan Paddington bisa sukses besar karena tetap menarik.

Ini berarti Disney akan lebih banyak membuat film seperti Moana atau Zootopia—yang punya pesan mendalam tapi tetap ringan dan menghibur. Film yang terlalu filosofis atau terlalu spesifik target pasarnya dapat dikurangi.

5. Formula Film Live-Action Bisa Berubah

Film live-action Disney sering dikritik sebagai remake tanpa inovasi. Dengan Cripps di Disney, ada kemungkinan format film live-action akan berubah menjadi lebih kreatif dan menarik.

Saat di Warner Bros., dia terlibat dalam proyek seperti Dune dan Joker, yang merupakan adaptasi dari sumber yang sudah dikenal tetapi dengan pendekatan baru. Ini akan menjadi inspirasi untuk live-action Disney, yang mungkin tidak hanya sekadar meniru film animasinya, tapi benar-benar menciptakan sesuatu yang baru dan segar. Misalnya, alih-alih membuat The Lion King dengan CGI yang mirip dokumenter, mereka akan bisa mencoba pendekatan yang lebih artistik dan unik.

6. Potensi Kembalinya "Villain" yang Kuat

Sumber: imdb