Praktisi asal Rusia Beri Kuliah Tamu di Prodi Ilmu Perpustakaan Universitas Negeri Malang

Maria Sokolova saat menyampaikan materi dalam kuliah tamu di Prodi Ilmu Perpustakaan Universitas Negeri Malang, Rabu (19/2)-Istimewa-um.ac.id
MALANG, DISWAYMALANG.ID – Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan kuliah tamu bertajuk “How Libraries Build Inclusive Communities in Germany” pada Rabu (19/2) di ruang 405, GKB A20 lantai 4. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi dengan komunitas Ruang Baca Aqil (RBA) dalam rangka memperluas wawasan mahasiswa mengenai konsep Perpustakaan inklusif.
Acara ini dibuka oleh perwakilan RBA, Ari Setiawan, yang memperkenalkan komunitasnya sebagai wadah pembelajaran bermakna bagi remaja dan masyarakat luas. Kuliah tamu ini menghadirkan Marina Sokolova, relawan global RBA asal Rusia, sebagai pembicara utama. Turut hadir pula dosen dari Prodi Ilmu Perpustakaan, yakni Rani Auliawati Rachman, S.AP., M.I.Kom., dan Sherly Rosa Anggraeni, S.Kom., M.Kom.
Perpustakaan Inklusif, dari Koleksi ke Koneksi
Dalam pemaparannya, Marina Sokolova menekankan bahwa perpustakaan di Jerman lebih berorientasi pada koneksi antarindividu dibandingkan sekadar koleksi buku. Menurutnya, perpustakaan ideal harus berfungsi sebagai ruang sosial yang mempertemukan penulis dan pembaca, serta didukung dengan teknologi canggih dan desain interior yang mendorong inklusivitas.
Namun, ia juga menyoroti sejumlah tantangan dalam mewujudkan perpustakaan inklusif di Indonesia, seperti keterbatasan pendanaan, strategi pemasaran yang belum optimal, serta kebutuhan inovasi yang berkelanjutan.
Mahasiswa Tantang Diri Ciptakan Konsep Perpustakaan Inklusif
Sebagai bagian dari pembelajaran interaktif, para peserta kuliah tamu dibagi menjadi enam kelompok dan diberikan tantangan untuk merancang ide perpustakaan inklusif bagi berbagai kelompok masyarakat. Sasaran yang dipertimbangkan mencakup siswa, anak berkebutuhan khusus, masyarakat marginal, lansia, dan komunitas desa.
Menurut Ari Setiawan, kegiatan ini memberikan manfaat besar bagi mahasiswa dalam mengasah keterampilan mereka dalam merancang perpustakaan yang tidak hanya berfungsi sebagai pusat literasi, tetapi juga dapat menjangkau berbagai kalangan secara lebih luas.
Dukungan terhadap SDGs dan Masa Depan Pustakawan
Kuliah tamu ini turut berkontribusi dalam mendukung pencapaian tujuan keempat Sustainable Development Goals (SDGs), yakni memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan merata bagi semua. Melalui program ini, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan kompetensi dan wawasan sebagai pustakawan yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Sumber: