Inovasi Keren Mahasiswa UMM, Olah Limbah Kayu jadi Sumber Energi Kini Lebih Mudah

Inovasi Keren Mahasiswa UMM, Olah Limbah Kayu jadi Sumber Energi Kini Lebih Mudah

Mahasiswa teknik industri UMM dalam Engineering Expo--Istimewa

TLOGOMAS, DISWAYMALANG.ID-- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menciptakan inovasi baru.

Kali ini datang dari mahasiswa Teknik Industri yang sukses merancang alat pembuat briket otomatis bernama ‘Automatic Briket Maker’.

Menariknya, alat ini dapat mengolah limbah kayu menjadi sumber energi alternatif, dengan mudah.

Ide brilian ini bermula dari pengalaman mereka saat melakukan praktikum terintegrasi di sebuah pabrik mebel.

Saat itu, mereka mendapati pabrik mebel itu menghasilkan banyak limbah kayu yang tidak terpakai.

Menurut Lucky Argo Bramantyas, salah satu anggota tim penemu alat pembuat briket ini, berlimpahnya limbah kayu di pabrik mebel itu memicu gagasan untuk menciptakan alat yang bisa memanfaatkan limbah tersebut.

Kebetulan saat itu, Lucky dan kawan-kawannya juga tengah mencari ide tentang apa yang akan diciptakan untuk dipamerkan dalam ajang pameran rutin Teknik Industri. Yaitu, Industrial Engineering Expo. 

Dari situ, tim ini akhirnya mencoba menciptakan alat pembuat briket. Ia menjelaskan, fungsi utama alat ini adalah untuk mencetak dan menekan adonan briket dari bahan baku limbah kayu. 

Menariknya, mereka melakukan pengembangan prototype lebih lanjut dengan menambahkan fitur pemotong otomatis yang bekerja sesuai gerakan dinamo serta pengendalian mesin melalui software Blynk berbasis IoT.

Hal ini tentu saja, memberikan kelebihan pada produk mereka dibandingkan dengan yang ada di pasaran. 

Selain itu, tingkat efisiensi penggunaan dayanya juga cukup baik, yakni hanya memerlukan daya 110V-220V.

Dengan tambahan pemotong otomatis, setiap briket yang dihasilkan memiliki ukuran yang konsisten, yaitu 5 sentimeter.

Namun, seperti halnya proses inovasi lainnya, tantangan juga hadir dalam pengembangan alat ini. 

"Tantangan terbesar adalah memastikan codingan kami dapat terhubung dan terbaca oleh kode mikrokontroler ESP 32 yang juga terhubung dengan software Blynk. Selain itu, ada juga uji coba yang sering gagal, namun berkat kerja sama tim kami dapat mengatasinya," ungkapnya.

Lucky dan tim berharap, alat Automatic Briket Maker bisa dikembangkan lebih lanjut. Misalnya dnegan menambahkan pembuat adonan otomatis, pemotong horizontal, dan sensor berat yang akan menghentikan mesin jika bahan baku habis.

Sumber: humas umm