Banyak Kasus Depresi dan Bullying, Kesehatan Mental Juga Masuk Daftar Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Banyak Kasus Depresi dan Bullying, Kesehatan Mental Juga Masuk Daftar Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan mental--

JAKARTA, DISWAYMALANG.ID--Program pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) pada hari ulang tahun juga mencakup pemeriksaan kesehatan mental. Hal ini tidak.lepas dari fakta bahwa banyak kasus kesehatan mentak di Indonesia yang tidak terdeteksi atau underscreen

"Saya akui (kesehatan) mental memang tidak tersentuh selama ini. Saya sendiri jadi Menkes baru tahu bahwa 1 dari 10 orang Indonesia mengalami mental disorder," ungkap Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Kamis (16/1). 

Menkes mengungkapkan, berbagai gangguan mental yang diidap masyarakat ini mulai dari gangguan kecemasan, depresi, bipolar, dan sebagainya. Puncaknya pada saat terungkap peristiwa bullying yang dialami oleh mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi FK Universitas Diponegoro di RS Kariadi, Semarang, Jawa Tengah.

Dokter bernama Aulia Risma Lestari tersebut mengalami perundungan hingga pemerasan oleh senior hingga ditemukan meninggal dunia di kamar indekosnya, 15 Agustus 2024 silam.

"Saya terus-terusan dapat ide ini pada saat (ada kasus) bullying yang di Undip. Karena kita kaget, begitu dokter PPDS kita skrining, hasilnya yang mau bunuh diri saja 13 persen," papar Menkes.

BACA JUGA:Untuk Gen Z, Fokus Pemeriksaan Kesehatan Gratis pada Obesitas dan Kesehatan Gigi

Pengidap Depresi Tinggi

Selain itu, lanjut dia, pengidap depresi juga terlaporkan tinggi. "Ini bukti bahwa orang-orang yang sangat terpelajar saja, (gangguan mental) yang tinggi," cetusnya.

Oleh karena itu, kata Menkes lagi. mulai tahun ini,  pemeriksaan mental secara gratis diberikan untuk pertama kalinya. "Dulu puskesmas-puskesmas nggak pernah skrining jiwa. Jadi sekarang kita lakukan skrining jiwa, pertama kalinya. Skrining ini, kita di sekolah, di dewasa, di lansia," tambahnya.

Dalam pelaksanaannya, skrining dilakukan dalam bentuk pengisian kuesioner untuk diketahui indikasi adanya gangguan jiwa yang mungkin dialami seseorang."Kita lihat potretnya karena selama ini potretnya itu kita nggak pernah ambil. Ini benar, tapi kan nggak pernah diukur saja.""Dugaan kita, 30-an persen dari 200 juta penduduk ini (mengalami gangguan mental)," pungkasnya. (*)

Sumber: