Jangan Buang Limbah Antibiotik Sembarangan, BPOM Ingatkan Bahayanya
Ilustrasi antibiotik--
JAKARTA, DISWAYMALANG.ID --Jangan sembarangan membuang sampah obat antibiotik. Karena, jika hal itu terjadi dapat berdampak pada peningkatan resistensi antibiotik di lingkungan. Khususnya, lingkungan tempat membuang sampah antibiotik itu.
"Kalau dibuang di sembarang tempat, mikroba-mikroba di sekeliling kita itu akan berdampak dengan lingkungan, berubah jadi resisten," kata Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar Kantor BPOM RI, Jakarta (29/11).
Menurut dia, sampah obat antibiotik yang terbuang di lingkungan dapat mencemari tanah. Selanjutnya, berdampak pada resistensi bakteri di lingkungan tersebut.
Meski pada awalnya bakteri yang terkena cemaran antibiotik tersebut mati, pada akhirnya bakteri atau mikroba tersebut dapat bermutasi sehingga lebih tahan terhadap antibiotik dan berkembang lagi."Dan setelah dia tumbuh, dia infeksi kita, dampaknya seperti itu," tuturnya.
Karena itu, Taruna mengingatkan cara membuang sampah obat antibiotik yang benar. Menurut dia, terdapat beberapa cara membuang sampah obat antibiotik.
Salah satunya adalah dimasukkan ke kotak plastik khusus untuk selanjutnya diserahkan ke BPOM."Jangan sisa-sisa antibiotik kita dibuang di sebarang tempat. Harus disimpan terus dimasukkan ke dalam kotak plastik khusus dan dikembalikan ke antibiotiknya ataupun ke BPOM juga kita bisa," ungkap Taruna.
Taruna menyebut bahwa saat ini BPOM menyediakan fasilitas-fasilitas pengolahan obat, termasuk antibiotik, di seluruh kantor. Baik BPOM pust, balai besar, balau kecil, hingga loka-loka POM yang ada di daerah.
Kepala BPOM Taruna Ikrar--disway news network
Nantinya, setiap obat yang diterima di fasilitas BPOM akan diolah dengan cara khusus yang sesuai dengan regulasi, tanpa dicampur dengan obat-obatan lainnya. Dia memastikan keamanan pengolahan sampah obat antibiotik juga dilakukan oleh tenaga profesional.
Namun demikian, Tarunamenekankan pentingnya partisipasi berbagai pihak untuk mencegah semakin meningkatnya resistensi di masyarakat.
"Makanya kita sangat membutuhkan bantuan dari lembaga terkait, kementerian terkait. Makanya kta berharap dari kementerian koordinator bisa mengoordinir kesadaran ini. Termasuk Kementerian Kesehatan, kementerian/lembaga yang terkait, asosiasi profesi, dokter, asosiasi apoteker, asosiasi farmasi, dan semua asosiasi yang punya kepedulian," tuturnya.
"Jadi mudah-mudahan ini bisa mempunyai dampak yang seperti proses domino yang berdampak lebih besar kesadaran ini kepada seluruh masyarakat kita di seluruh Indonesia," tambahnya. (*)
Sumber: disway news network