Dikukuhkan Jadi Guru Besar UM, Prof. Nyoman Ruja Soroti Kemiskinan di Pedesaan

Dikukuhkan Jadi Guru Besar UM, Prof. Nyoman Ruja Soroti Kemiskinan di Pedesaan

Prof. Dr. I Nyoman Ruja, S.U. dikukuhkan sebagai Guru Besar dengan karya ilmiah berjudul Peluang dan Tantangan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem: Perspektif Sosiologi Pedesaan-um.ac.id-

LOWOKWARU. DISWAYMALANG.ID-- Dengan menyoroti isu strategis kemiskinan ekstrem di pedesaan, Prof. Dr. I Nyoman Ruja, S.U., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Universitas Negeri Malang (UM).  Dosen di Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UM ini dikukuhkan dalam sebuah upacara istimewa yang berlangsung pada Kamis (14/11) di Aula Lantai 9 Gedung Kuliah Bersama (GKB) UM.

Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul Peluang dan Tantangan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem: Perspektif Sosiologi Pedesaan, Prof. Nyoman menegaskan pentingnya kajian sosiologi pedesaan dalam memahami kompleksitas kehidupan masyarakat desa. “Sosiologi pedesaan mengkaji struktur sosial, hubungan sosial, serta proses perubahan sosial. Studi ini bertujuan memahami pola kehidupan pedesaan, termasuk pengelolaan sumber daya alam, sosial, budaya, ekonomi, dan politik,” ujar Prof. Nyoman.

Ia juga menjelaskan bahwa kemiskinan ekstrem sering diperburuk oleh lemahnya modal sosial di pedesaan. Minimnya solidaritas dan kerja sama antarwarga menjadi salah satu hambatan dalam memperbaiki kondisi ekonomi. “Kemiskinan ekstrem terjadi ketika individu atau kelompok hidup dengan pendapatan minim, sehingga kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, tempat tinggal layak, dan layanan kesehatan tidak terpenuhi,” tegasnya.

Riset yang dipaparkan Prof. Nyoman mengungkap peta kemiskinan Indonesia tahun 2024. Pulau Jawa menjadi wilayah dengan jumlah penduduk miskin terbesar, mencapai 13,24 juta orang, sementara Kalimantan memiliki penduduk miskin terendah, sebanyak 0,94 juta orang. 

Diajuga mengidentifikasi penyebab kemiskinan di desa. Antara lain kurangnya akses pendidikan, pelatihan, dan teknologi.

Sebagai solusi, Prof. Nyoman merekomendasikan berbagai langkah.  Seperti peningkatan pendidikan, pemberdayaan ekonomi, inovasi teknologi, kolaborasi lintas sektor, dan pendekatan berbasis bukti.

“Langkah-langkah ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals), khususnya dalam mendukung pengentasan kemiskinan di segala bentuk dan tempat,” ujarnya.

Dengan kontribusi riset ini, UM menunjukkan komitmennya untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, khususnya di wilayah pedesaan. (*)

Sumber: um.ac.id