Integrasi One Health: Peran Sentral Dokter Hewan sebagai Garda Depan dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan
Salah satu kegiatan pemeriksaan kesehatan hewan ternak--malangkota.go.id
One Health telah menjadi landasan penting dalam menanggapi tantangan global seperti resistensi antibiotik, perubahan iklim yang mempengaruhi kesehatan manusia dan hewan. Serta penyebaran penyakit menular baru dan penyakit zoonosis yang dapat menjadi ancaman nyata, bukan hanya bagi kesehatan publik namun juga stabilitas pangan. Dokter hewan berperan penting dalam menutup celah integrasi ini.
Penyakit hewan yang dapat menular ke manusia (zoonosis) seperti avian influenza, rabies, atau penyakit brucellosis, menjadi ancaman nyata bagi kesehatan publik. Sekaligus, ancaman bagi stabilitas pangan.
Dengan sistem surveilans terpadu, dokter hewan mampu mendeteksi lebih dini penyakit dan mencegah penyebarannya. Serta, meminimalkan kerugian ekonomi yang dapat mengganggu pasokan pangan hewani.
Selain itu, praktik veteriner yang berorientasi pada lingkungan juga memastikan bahwa produksi pangan hewani tidak merusak ekosistem. Dokter hewan juga berperan dalam mencegah penggunaan antibiotik berlebihan pada ternak.
Hal ini penting untuk menghindari masalah resistensi antimikroba, yang bisa membahayakan manusia sekaligus mengganggu keberlanjutan produksi pangan di masa depan. Sehingga penggunaan antibiotik yang bijak (antimicrobial stewardship) dapat mengurangi risiko resistensi antimikroba, yang tidak hanya berbahaya bagi kesehatan manusia. Tetapi juga mengancam keberlanjutan produksi pangan di masa depan.

Salah satu kegiatan pengabdian masyarakat Fakultas Kedokteran Hewan UB, berupa penyerahan bantuan suplemen untuk ternak ruminansia dalam rangka pencegahan penyakit mulut dan kuku--fkh.ub.ac.id
One Health dalam Sistem Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan tidak dapat diwujudkan oleh satu pihak saja. Dokter hewan memegang peran sentral sebagai penghubung antara lintas sektor. Dalam mewujudkan Ketahanan pangan, dokter hewan bersinergi dengan peternak, pemerintah, akademisi, dan industri.
Melalui sinergi dengan peternak, dokter hewan membantu meningkatkan produktivitas ternak melalui edukasi manajemen kesehatan yang tepat, vaksinasi, biosekuriti dan pengendalian penyakit. Serta, peningkatan kesejahteraan hewan.
Bersama pemerintah dan akademisi, dokter hewan berkontribusi pada pengembangan inovasi dan perumusan kebijakan kesehatan hewan, keamanan pangan. Serta, pengendalian zoonosis yang berdampak langsung pada ketersediaan pangan.
Dengan industri, dokter hewan turut mengawal standar biosekuriti, kualitas produk. Serta, memastikan traceability dalam rantai pasok pangan
Implementasi nyata One Health hanya mungkin tercapai bila ada komitmen kolektif lintas disiplin. D sinilah dokter hewan memainkan peran sentral.
Dalam praktiknya, dokter hewan memastikan keamanan pangan hewani melalui inspeksi ante-mortem dan post-mortem di rumah potong hewan, sertifikasi produk hewan, hingga pengawasan rantai distribusi. Mereka juga menjadi bagian penting dalam tim tanggap darurat penyakit menular, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.
Lebih jauh, peran dokter hewan juga menyentuh bidang penelitian dan inovasi. Sebagai dokter hewan akademisi, kita dituntut untuk selalu tanggap terhadap perkembangan teknologi dan update kasus di lapangan.

Ilustrasi salah satu kegiatan vaksinasi ayam--Istimewa
Pengembangan inovasi dalam bidang kedokteran hewan dan kesehatan hewan yang berfokus pada penanganan penyakit menular yang berdampak pada produktivitas hewan. Dengan tujuan, keseluruhan untuk meminimalkan kerugian ekonomi bagi peternak dan meningkatkan kesejahteraan peternak.
Sumber:
