1 tahun disway

Indonesia Kirim Kurator Keris ke Belanda, Persiapan Penerimaan 30.000 Artefak Yang Dikembalikan

Indonesia Kirim Kurator Keris ke Belanda, Persiapan Penerimaan 30.000 Artefak Yang Dikembalikan

Kurator asal Indonesia bersama pengelola museum di Belanda sedang meneliti sebagian artefak yang akan dikembalikan ke Indonesia--Istimewa

JAKARTA, DISWAYMALANG.ID--Kesepakatan pengembalian 30 ribu artefak bersejarah Indonesia yang selama ini berada di Belanda, terus ditindaklanjuti. Antara lain, berupa kegiatan kuratorial di Wereldmuseum, Amsterdam, Belanda. kuratorial ini akan berlangsung 1-8 Oktober ini.

Kegiatan ini melibatkan para kurator dari Indonesia yang memiliki sertifikasi kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Khususnya, dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Perkerisan Indonesia yang merupakan bagian dari tim penilai benda pusaka berjenis keris dan tosan-aji, seperti tombak, pedang, kudi, rencong, badil, dan sejenisnya.

Dua kurator bersertifikat yang dikirim dalam misi ini adalah Basuki Teguh Yuwono dan RM. Agus Triatmodjo. Keduanya akan bekerja sama dengan tim konservator dan kurator lokal dalam menilai, mendokumentasikan, dan mempersiapkan proses pemulangan artefak ke tanah air.

Rencana pengembalian artefak dari Belanda ini, seperti diberitakan merupakan hasil kesepakatan diplomatik antara Presiden Prabowo Subianto, dan Raja Willem-Alexander dari Kerajaan Belanda. Kesepakatan dicapai saat Prabowo berkunjung kr Belanda, akhir September lalu.

Artefak yang akan dikembalikan tersebut meliputi koleksi benda bersejarah, dokumen, dan fosil, yang selama ini berada di koleksi museum dan lembaga kultur Belanda.

Kegiatan kuratorial di Wereldmuseum yang sedang dilakukan ini, merupakan tindak lanjut dari kesepakatan tersebut. Sekaligus, wujud langkah nyata implementasi kerja sama budaya bilateral. Serta,  simbol nilai kepercayaan yang diberikan Belanda terhadap kapasitas profesional Indonesia.

BACA JUGA:Angka Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Menurun, tapi Untuk Lulusan Sarjana Hasil Survei Masih Oke


Dua kurator Basuki Teguh Yuwono dan RM. Agus Triatmodjo, sedang memeriksa sebagian keris yang ada di Wereldmusem--Istimewa

Standar Auentikasi dan Konservasi

Terpisah, Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menyatakan, pengembalian artefak ini bukan hanya tentang pemulangan benda fisik. Melainkan pemulihan identitas dan warisan budaya. 

Untuk itu, lanjut dia, pemerintah melibatkan kurator bersertifikat Indonesia dalam proses kuratorial di museum Belanda. Tujuannya,  memastikan bahwa standar autentisitas, konservasi, dan dokumentasi berjalan sesuai praktik profesional internasional. ''Ini menunjukkan bahwa Indonesia siap menerima dan merawat kembali artefak-artefak tersebut,” kata Fadli Zon.

Sementara itu, Ketua BNSP, Syamsi Hari, menegaskan pentingnya sertifikasi kompetensi sebagai pengakuan profesional dalam berbagai bidang pekerjaan. Menurut dia, asesor dan kurator yang bersertifikat menjadi pelaku uji mutu dalam praktik nyata. ''Dan ini akan memperkuat legitimasi Indonesia di kancah internasional,” tambahnya.

Pada tahap berikutnya, 17 kurator lainnya yang telah menerima sertifikat kompetensi kurator keris dari BNSP pada Agustus lalu, akan diberikan kesempatan untuk menjadi bagian dari tim kuratorial di periode mendatang. Mereka akan ditugaskan ke Belanda oleh Direktur Diplomasi Kebudayaan, Direktorat Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan RI.

Penguatan SDM Konservator

Sementara itu, Direktur LSP Perkerisan Indonesia, Agung Guntoro Wisnu, S.Ak, menyampaikan bahwa lembaganya saat ini sedang menyiapkan SDM konservator yang tersertifikasi. Sehingga, apabila proses pengembalian 30 ribu artefak direalisasikan, maka museum-museum di Indonesia sudah siap menerima, merawat, dan memamerkannya. (*)

Sumber: