KAI Siapkan Kereta Khusus untuk Petani dan Pedagang
Ilustrasi interior kereta petani (kiri) dan tampak luar kereta petani (kanan)--Seputar Angkutan
JAKARTA, DISWAYMALANG.ID - PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana menghadirkan layanan kereta khusus untuk petani dan pedagang guna mempermudah distribusi hasil bumi dari desa ke kota. Untuk tahap awal, akan melayani lintasan dari Stasiun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, menuju Stasiun Tanah Abang, Jakarta.
KAI menilai ada kebutuhan tinggi dari para petani dan pedagang yang berasal dari wilayah yang masuk Provinsi Banten tersebut. Khususnya dari Rangkasbitung, Maja, Citeras, dan Tenjo.
Produk dan hasil pertanian yang mereka angkut beragam. mulai dari hasil pertanian seperti pisang, ketela, dan sayur-mayur, hingga dagangan makanan matang seperti nasi uduk dan lemang.
Menurut Ketua Forum Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia, Aditya Dwi Laksana, petani dan pedagang saat ini menggunakan KRL Jabodetabek untuk menuju pasar di perkotaan. Namun, dengan semakin padatnya layanan KRL Commuter Line, aktivitas ini mulai terganggu.
"Tidak seleluasa sebelumnya. Mereka membutuhkan ruang lebih untuk mengangkut barang dagangan dan hasil bumi," katanya, Minggu (24/8).
Kerbatasan kapasitas kereta dan aturan larangan membawa barang dalam jumlah besar atau hewan ternak membuat para petani dan pedagang kesulitan. Saat ini, hanya kereta pertama yang diizinkan membawa barang dagangan, itupun harus dilakukan tanpa mengganggu penumpang lain.
Aditya menambahkan, dengan adanya kereta khusus, waktu berhenti bisa lebih lama, dan jumlah stasiun yang disinggahi bisa diatur berdasarkan potensi naik-turun barang. "Kalau kereta khusus petani-pedagang ini terwujud, kapasitas angkut barang meningkat, penumpang tidak terganggu, bahkan ternak seperti kambing bisa diangkut kembali. Ini akan mendukung ekonomi desa," jelasnya.
BACA JUGA:Fun Run RS Hermina 2025 Meriah, Peserta 9 Tahun Mampu Finish dalam 27 Menit
Zaman Belanda
Aditya menambahjan, konsep kereta petani-pedagang bukan hal baru. Dia menyebut, pada masa Hindia Belanda, trem di Jakarta pernah membawa kereta khusus pedagang yang disebut pikoenlanwagen. "Bahkan, PJKA dulu sempat mengoperasikan KA pasar dan KA campuran," ujarnya.
Karena itu, dia berharap rencana pengoperasian kereta khusus petani ini berjalan sesuai rencana. Dia juga berharap ada kolaborasi lintas sektor. Yakni, antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, PT KAI, dan pemerintah daerah
"PT KAI menyediakan keretanya, Dirjen Perkeretaapian bisa mengusulkan subsidi melalui DIPA, dan Pemda menyediakan angkutan umum gratis menuju stasiun," ucap Aditya.
Tak hanya itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga diajak mengaktifkan kembali bus pasar sebagai angkutan lanjutan dari stasiun. Bahkan KPAI pun disarankan dilibatkan dalam diskusi layanan ini untuk memastikan layanan ramah keluarga.
Aditya menambahkan, jika proyek ini sukses, selain mempermudah distribusi, inisiatif ini dinilai mampu menahan laju urbanisasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. "Memfasilitasi sarana angkutan bagi petani dan pedagang akan meningkatkan perputaran ekonomi dari desa ke kota. Serta mengurangi perpindahan warga dari desa ke kota," tutup Aditya. (*)
Sumber: disway news network
