1 tahun disway

Tsania Nur Diyana Raih Lulusan Terbaik S3 FMIPA dengan Prinsip Tuntut Ilmu Sepanjang Hayat

Tsania Nur Diyana Raih Lulusan Terbaik S3 FMIPA dengan Prinsip Tuntut Ilmu Sepanjang Hayat

Tsania Nur Diyana--ig: tendetsania

MALANG, DISWAYMALANG.IDTsania Nur Diyana mencatatkan prestasi gemilang sebagai lulusan terbaik Program Doktor (S3) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Malang (UM) dalam wisuda periode ke-132 April ini. Prestasi ini merupakan buah dari semangat belajar yang tak kenal lelah, dukungan penuh dari keluarga, serta kontribusinya dalam dunia pendidikan, khususnya dalam bidang psikologi belajar fisika.

Dalam wawancara, Tsania menegaskan bahwa pencapaian akademiknya merupakan bagian dari prinsip hidup yang ia pegang teguh: tholabul ilmi, yaitu menuntut ilmu sepanjang hayat. "Belajar itu kewajiban, dan S3 ini hanya salah satu tahapan dari proses akademik formal. Setelah ini pun saya akan terus belajar," ungkap Tsania yang juga berprofesi sebagai guru dan dosen.

Fokus Disertasi: Psikologi Belajar Fisika

Dalam penelitian disertasinya, Tsania mengembangkan instrumen untuk mengukur keyakinan dan sikap siswa terhadap mata pelajaran fisika. Ia mencoba menggali lebih dalam bagaimana siswa memahami dan memaknai fisika dalam proses belajar mereka.

“Karya saya terkait dengan psikologi belajar fisika. Saya ingin tahu bagaimana siswa belajar sesuai dengan pemahaman mereka sendiri, agar guru bisa lebih tepat dalam mengarahkan proses belajar itu,” jelasnya.


Tsania Nur Diyana

Ubah Stigma Fisika, Jadikan Menyenangkan dan Relevan

Menurut Tsania, banyak siswa masih menganggap fisika sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan. Namun, ia percaya bahwa dengan pendekatan yang kontekstual dan menyenangkan, persepsi tersebut bisa diubah.

“Jika konsep-konsep fisika bisa dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, maka pelajaran ini akan terasa lebih dekat dan menarik. Ketika siswa bisa mengaitkan fisika dengan pemecahan masalah nyata, maka minat belajar mereka akan tumbuh,” tuturnya.

Ia menekankan bahwa strategi pengajaran yang efektif dan intervensi yang tepat dapat menjadi kunci dalam mengubah paradigma negatif siswa terhadap fisika. “Mengubah stigma memang tidak mudah, tetapi sangat mungkin jika dilakukan dengan pendekatan yang tepat,” tambahnya.

Dukungan Keluarga Jadi Fondasi Kesuksesan

Tsania juga mengungkapkan bahwa keberhasilannya tak lepas dari dukungan besar keluarga, terutama kedua orang tuanya. “Bagi keluarga saya, pendidikan adalah investasi utama dalam kehidupan. Dukungan mereka adalah sumber semangat utama saya,” ujarnya penuh haru.

Menutup wawancaranya, Tsania memberikan pesan inspiratif kepada seluruh mahasiswa UM. Ia mengajak mereka untuk tetap konsisten, menghargai waktu, dan tidak hanya fokus pada nilai akademik semata.

“Selesaikan studi dengan baik. Dunia kerja saat ini tidak hanya melihat IPK, tapi juga soft skills, karya, dan prestasi. Jadi, seimbangkan akademik dengan pengembangan diri,” tegasnya.


Tsania berfoto bersama keluarga usai wisuda--ig: tendetsania

Khusus bagi mahasiswa Program Studi Fisika, Tsania menyampaikan motivasi yang kuat. “Menjadi guru fisika adalah profesi yang menantang dan membanggakan. Ketika siswa memahami pelajaran yang kita sampaikan, di situlah letak kepuasan luar biasa sebagai pendidik,” pungkasnya. (*)

Sumber: um.ac.id