8 Mei Juga Hari Kanker Ovarium Sedunia, Yuk Jadikan Momen Ini untuk Lebih Waspasa dan Mencegah Agar Tidak Kena
Hari Kanker Ovarium Sedunia - Ketahui Gejala dan Pengobatannya!-pinterest - chris green-
MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Tanggal 8 Mei diperingati sebagai Hari Kanker Ovarium Sedunia, momen penting untuk meningkatkan kesadaran global mengenai jenis Kanker yang sering luput dari perhatian.
Peringatan ini mengajak perempuan di seluruh dunia untuk lebih waspada terhadap tanda-tanda perubahan dalam tubuh mereka.
1. Apa Itu Kanker Ovarium?
Kanker ovarium adalah jenis kanker yang berkembang di ovarium, organ penghasil sel telur dalam sistem reproduksi perempuan. Kanker ini terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan sel asalnya, yaitu kanker epitelial (terbanyak), kanker sel germinal, dan kanker stroma.
2. Faktor Risiko Kanker Ovarium
Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seorang perempuan mengidap kanker ovarium. Usia adalah salah satu faktor utama; kebanyakan kasus terjadi pada perempuan di atas usia 50 tahun, terutama setelah menopause. Selain itu, riwayat keluarga dengan kanker ovarium atau kanker payudara juga memperbesar risiko, terutama jika ada mutasi genetik seperti BRCA1 dan BRCA2.
Penelitian dalam Journal of Clinical Oncology (2021) menyebutkan bahwa perempuan dengan mutasi BRCA1 memiliki risiko hingga 44 persen terkena kanker ovarium sebelum usia 70, sementara mutasi BRCA2 meningkatkan risiko hingga 17 persen. Selain faktor genetik, gaya hidup seperti merokok, obesitas, dan terapi hormon jangka panjang juga turut berkontribusi terhadap risiko. Perempuan yang belum pernah hamil pun cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi karena siklus ovulasi yang lebih banyak sepanjang hidup mereka.
3. Gejala Awal yang Sering Diabaikan
Gejala kanker ovarium meliputi perut kembung terus-menerus (lebih dari 2 minggu), perubahan siklus menstruasi, nyeri di bagian perut atau panggul, sering buang air kecil, serta perubahan pola buang air besar. Gejala-gejala ini biasanya menetap dan memburuk dari waktu ke waktu.
Sebuah studi dalam International Journal of Gynecological Cancer (2020) menemukan bahwa hampir 80 persen perempuan dengan kanker ovarium stadium lanjut melaporkan mengalami gejala selama lebih dari tiga bulan sebelum diagnosis. Namun, karena keluhan seperti kembung atau mual dianggap sepele, banyak perempuan tidak segera memeriksakan diri. Gejala lainnya juga dapat meliputi perdarahan vagina yang tidak normal, penurunan berat badan tanpa sebab, dan kelelahan kronis. Kesadaran akan gejala ini penting untuk mendorong pemeriksaan lebih awal.
4. Deteksi Dini Kanker Ovarium
Tes yang umum digunakan adalah USG transvaginal dan tes darah CA-125, meskipun keduanya bukanlah alat diagnostik yang akurat untuk semua kasus. CA-125 adalah protein yang kadarnya dapat meningkat pada kanker ovarium, tetapi juga bisa naik karena kondisi lain seperti menstruasi atau endometriosis.
Menurut Gynecologic Oncology Journal (2023), sensitivitas tes CA-125 dalam mendeteksi kanker ovarium stadium awal hanya sekitar 50 persen. Maka dari itu, penggunaan tes ini lebih sering dilakukan untuk memantau respons terapi atau kekambuhan setelah pengobatan. Deteksi dini saat ini paling mungkin dilakukan pada perempuan dengan risiko tinggi yang menjalani pemantauan rutin. Oleh karena itu, penting untuk tetap waspada terhadap gejala dan berkonsultasi dengan dokter secara berkala.
5. Pengaruh Genetik dan Tes BRCA
Sumber: journal of clinical oncology
