Kemenkes Galakkan Program Nasional Skrining Kesehatan Wanita untuk Tekan Kematian Akibat Kanker Serviks
--
JAKARTA, DISWAYMALANG.ID – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI akan memperkuat dan menggalakkan Program Nasional Skrining Kesehatan bagi wanita, terutama kelompok usia rentan. Tujuannya, untuk menekan angka kasus dan kematian akibat kanker serviks yang masih menjadi ancaman serius bagi perempuan di Indonesia.
Langkah Kemenkes ini juga merupakan implementasi nyata dari Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Serviks di Indonesia 2023–2030. Dalam RAN tersebut, skrining ditenpatkan sebagai pilar krusial selain vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) dan tatalaksana kasus invasif yang optimal.
Menurut Direktur Pelayanan Klinis Kemenkes, Obrin Parulian, dengan ditetapkan menjadi program nasional, terhadap semua perempuan Indonesia nanti akan dilakukan pemeriksaan. ''Terutama yang sudah dewasa ya atau sudah melakukan aktivitas seksual secara aktif," ujarnya, Kamis (25/9).
BACA JUGA:Pentingnya Deteksi Dini Kanker, Berkaca dari Penyakit yang Diidap Mpok Alpa
Target Skrining: Deteksi Dini Kunci Kesembuhan
Kanker serviks menempati posisi kedua sebagai jenis kanker dengan kasus tertinggi pada perempuan di Indonesia. Ironisnya, sebagian besar pasien, atau sekitar 70 persen, baru terdiagnosis saat sudah mencapai stadium lanjut. Hal ini membuat pengobatan kurang efektif dan meningkatkan risiko kematian.
Deteksi dini melalui skrining adalah kunci untuk menemukan lesi prakanker atau kanker pada stadium awal.
Dalam program nasional ini, Kemenkes menargetkan:
- Peningkatan Cakupan: Menskrining 75% dari seluruh perempuan berusia 30 hingga 69 tahun secara bertahap.
- Metode Skrining: Metode utama yang diutamakan adalah Tes DNA HPV karena dianggap lebih akurat dan dapat mendeteksi risiko infeksi virus penyebab kanker serviks.
Saat ini, Kemenkes tengah menggandeng berbagai mitra untuk mengembangkan model skrining yang lebih mudah diakses. Termasuk metode self-sampling (pengambilan sampel mandiri) dan penerapan model hub and spoke di Puskesmas, yang bertujuan mempermudah akses di berbagai daerah.
Untuk itu, akan dimaksimalkan penggunaan cara yang lebih canggih. Yakni, tes HPV.
''Seperti COVID lah, kita swab itu. Kalau ini dimasukkan ke dalam hidung, ini dimasukkan ke dalam apa leher rahimnya, kemudian diperiksa di lab. Maka kalau positif, itu dilakukan eh tindakan-tindakan pengobatan dan lain sebagainya," jelas Obrin Parulian.
BACA JUGA:UB Terima 5 Mahasiswa Internasional melalui Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang
Skrining Gratis dan Integrasi Layanan
Untuk mendorong partisipasi wanita, Kemenkes menurut Obrin berencana menggratiskan skrining kanker serviks sebagai bagian dari Integrasi Layanan Primer (ILP) di fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Hal ini bertujuan menghilangkan hambatan biaya dan memutus stigma serta rasa takut terhadap prosedur pemeriksaan.
"Skrining harus menjadi bagian rutin dari gaya hidup sehat wanita, sama pentingnya dengan imunisasi bagi anak-anak. Kami telah mengintegrasikan layanan ini di Puskesmas agar masyarakat mudah mengaksesnya, bahkan kami dorong pemeriksaan gratis," tutur Obrin.
Sumber: disway news network
