Gus Iqdam di Halalbihalal Aremania Sejagad Raya, Doakan Korban Kanjuruhan
Gus Iqdam sedang duduk dan terpukau meperhatikan ramainya jamaah dan juga aremania yang hadir dalam acara halal bihalal aremania sejagad raya di Lapangan Rampal, Kota Malang pada Sabtu (19/4)-M. Wahyu Ibrahim-
MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Ribuan Aremania dari berbagai daerah tumplek blek dalam acara Halal Bihalal Aremania Sejagad Raya yang digelar pada Sabtu (19/4). Bertempat di Lapangan Rampal, Kota Malang, acara ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus refleksi bagi para pendukung Arema, setelah berbagai dinamika dan konflik internal yang sempat mewarnai perjalanan komunitas suporter.
Yang paling menyita perhatian dalam gelaran tersebut adalah kehadiran KH Muhammad Iqdam Cholil atau yang akrab disapa Gus Iqdam. Ulama muda kharismatik ini memberikan tausiyah dengan pesan-pesan mendalam yang menyentuh aspek sosial, spiritual, hingga budaya komunitas Aremania sendiri.
Dalam ceramahnya, Gus Iqdam menyampaikan harapan agar acara halal bihalal ini bisa menjadi titik balik dan membawa keberkahan bagi seluruh elemen Aremania.
"Semoga acara halal bihalal ini bisa menjadi barokah buat kita semua." ucap Gus Iqdam membuka.
Halal Bihalal: Momen Pertikaian Berubah Jadi Perdamaian
Menurut Gus Iqdam, halal bihalal bukan sekadar ritual pasca-Lebaran, melainkan ruang suci untuk menyatukan kembali yang sempat tercerai. Terlebih bagi Aremania, yang belakangan terbelah akibat berbagai perbedaan pendapat dan kepentingan.
"Halal bihalal itu istimewa, suatu pertikaian akan jadi perdamaian. Ini adalah buah dari halal bihalal." tegasnya.
Pernyataan itu disambut dengan tepuk tangan dari para hadirin, seolah menjadi pengingat bahwa konflik berkepanjangan justru menggerus semangat persaudaraan yang selama ini menjadi identitas utama Aremania.
Ajakan Muhasabah: Apa yang Salah dari Diri Kita Sendiri?
Lebih jauh, Gus Iqdam mengajak seluruh Aremania untuk melakukan muhasabah—introspeksi diri—sebelum saling menyalahkan. Menurutnya, perpecahan bukan hanya soal siapa yang benar atau salah, tapi tentang sejauh mana setiap individu mau mengakui kekeliruannya.
"Muhasabah itu introspeksi diri. Salahnya itu di mana?"
"Gimana Arema ini biar jadi satu? Itu butuh muhasabah. Apa yang salah dari diri kita sendiri?" ujarnya dengan penuh penekanan.
Pernyataan tersebut seolah menjadi refleksi mendalam bagi seluruh Aremania yang hadir. Bahwa perdamaian tak mungkin lahir jika hanya satu pihak yang diminta mengalah, tanpa disertai kesadaran kolektif untuk memperbaiki diri.
Buang Rasa Benci, Jadilah Utas
Sumber:
