1 tahun disway

Marak Kasus Pelecehan Seksual di Layanan Kesehatan, Lembaga dari UB Ini Berharap Penanganan Menyeluruh

Marak Kasus Pelecehan Seksual di Layanan Kesehatan, Lembaga dari UB Ini Berharap Penanganan Menyeluruh

Ilustrasi seorang dokter dengan pasiennya saat melakukan pemeriksaan--iStock

LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID-- Kasus pelecehan seksual di fasilitas layanan kesehatan menjadi sorotan serius, mengingat tempat tersebut seharusnya menjadi ruang aman bagi pasien yang sedang berjuang dengan kondisi fisik dan mental

Namun, tidak jarang fasilitas medis justru menjadi tempat terjadinya kekerasan seksual. 

Menanggapi hal ini, Faridho Muktar, Koordinator Eksternal Peer Counselor Subdirektorat Pusat Konseling, Pencegahan Kekerasan Seksual, dan Perundungan Universitas Brawijaya (UB), mengungkapkan urgensi penanganan yang menyeluruh dan sensitif terhadap isu ini.


Faridho Muktar, Koordinator Eksternal Peer Counselor Subdirektorat Pusat Konseling, Pencegahan Kekerasan Seksual, dan Perundungan Universitas Brawijaya (UB)--Istimewa

Menurut Faridho, pelecehan seksual di fasilitas kesehatan adalah persoalan krusial yang memengaruhi banyak aspek kehidupan korban, terutama psikologis dan sosial. 

“Fasilitas kesehatan seharusnya menjadi tempat perlindungan, tapi justru bisa menjadi ruang yang menakutkan jika tidak ditangani dengan sistem keamanan dan etika yang kuat,” ungkapnya.

BACA JUGA:Heboh Pelecehan Pasien oleh Dokter di Malang, Pihak RS Non Aktifkan Terduga Pelaku

Dampak Psikologis dan Sosial yang Berat

Faridho menjelaskan bahwa korban pelecehan seksual umumnya mengalami tekanan psikologis yang berat, mulai dari PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder), mimpi buruk, hingga depresi. 

“Banyak korban yang akhirnya memilih diam karena takut disalahkan atau dihakimi, padahal mereka membutuhkan dukungan dan pemulihan, bukan justru diskriminasi,” katanya.

Dampak tersebut tidak berhenti di ranah mental saja, tapi juga berimbas ke fisik dan sosial. 

“Korban bisa mengalami gejala psikosomatis seperti sakit kepala, kelelahan, bahkan mual akibat trauma,” jelasnya.

Pentingnya Kebijakan dan Edukasi untuk Tenaga Medis

Dalam upaya pencegahan, lembaga konseling UB mendorong fasilitas kesehatan untuk memiliki kebijakan tegas dan berpihak kepada korban. 

Faridho menyarankan pembentukan tim keamanan internal, pemantauan area rawan, serta penguatan sistem pengawasan seperti CCTV dan evaluasi berkala.

Selain itu, edukasi juga dinilai krusial, tidak hanya untuk tenaga medis, tetapi juga untuk seluruh elemen di fasilitas kesehatan. 

Sumber:

Berita Terkait