Pameran Arsip dan Diskusi Marsinah: Ruang Refleksi Kekerasan Berbasis Gender dan Perjuangan Buruh
Pameran Arsip Marsinah dan diskusi di Nocca Caffe membuka ruang refleksi tentang kekerasan berbasis gender, perjuangan buruh, dan peran komunitas perempuan di Malang.-Martinus Ikrar Raditya-Disway Malang
yang akan terus melawan.”

Sejarah dan Kliping tentang tragedi mencekam Marsinah di tempel di seluruh sudut ruangan pameran, Nocca Caffe, 9 Desember 2025-Martinus Ikrar Raditya-Disway Malang
Sementara penampilan terakhir dari Women Ngalam Bergerak berisi refleksi getir:
“Setidaknya hari ini kita masih bisa mengirup sebaris puisi,
meski wanginya tak mampu menghapus bau mayat korban yang belum ditemukan.”
Aplaus pelan menutup sesi, bukan karena kurang antusias, tetapi karena suasana yang terlampau menekan untuk dirayakan.
Pameran dan diskusi Marsinah di Nocca Caffe menjadi ruang pertemuan antara arsip sejarah, suara seniman, aktivis, dan pengalaman perempuan sehari-hari. Bukan hanya mengenang Marsinah, tetapi memeriksa ulang realitas kekerasan dan ketidakadilan yang terus berulang.
BACA JUGA:Hari Anak Perempuan Internasional 14 November, Nikah Dini Jadi Perhatian, Ini Datanya di Malang Raya
Pada akhir acara, pengunjung pulang dengan kepala berat. Bukan karena ruangan penuh, tetapi karena sejarah yang seolah-olah hidup kembali dalam wujud puisi, arsip, dan keresahan.
Acara ini bukan perayaan. Ia adalah seruan. Bahwa perjuangan Marsinah belum selesai. Bahwa ruang aman masih harus diperjuangkan. Dan bahwa ingatan harus terus disuarakan.
Sumber:
