1 tahun disway

Pemeriksaan Kesehatan Sekolah Rakyat Malang, Ditemukan Skabies hingga Masalah Gigi

Pemeriksaan Kesehatan Sekolah Rakyat Malang, Ditemukan Skabies hingga Masalah Gigi

Pemeriksaan siswa terdeteksi mengalami penyakit kulit (skabies)--

KLOJEN, DISWAYMALANG.ID – Pemeriksaan kesehatan awal tahun ajaran baru di dua sekolah Program Sekolah Rakyat (SR) Kota Malang mengungkap sejumlah temuan gangguan kesehatan. Beberapa siswa terdeteksi mengalami penyakit kulit (skabies), masalah gigi, hingga riwayat penyakit pernapasan.

Pemeriksaan ini dilakukan di SMP Sekolah Rakyat Malang (SRMP) 16 dan SMA Sekolah Rakyat Malang (SRMA) 22 pada Senin (14/7) sebagai bagian dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Tes dilakukan oleh tim gabungan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) dan tenaga kesehatan dari Puskesmas setempat.

Kepala SRMP 16 Kota Malang, Rida Afrilia Santi, menyampaikan bahwa dari total 100 siswa, ditemukan dua siswa terindikasi skabies. Keduanya telah dirujuk ke Puskesmas terdekat dari tempat tinggal masing-masing untuk menjalani pengobatan.

“Kami belum mengizinkan mereka tinggal di asrama sampai benar-benar dinyatakan sembuh. Ini untuk menjaga kesehatan seluruh siswa lainnya,” ujar Rida, Rabu (16/7).

Selain itu, siswa juga menjalani tes kebugaran fisik dengan materi lari sejauh 1,6 kilometer. Dari tes ini, seorang siswa diketahui memiliki riwayat asma dan akan mendapat pemantauan khusus dari pihak sekolah dan tenaga medis.

SRMP 16 telah menyiapkan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan menjalin kerja sama dengan Puskesmas guna mempercepat penanganan bila terjadi gangguan kesehatan selama siswa tinggal di asrama.

Di SRMA 22 Kota Malang, dari 75 siswa yang diperiksa, ditemukan beberapa kasus skabies ringan dan gangguan kesehatan gigi. Namun, tidak ada siswa yang dikembalikan karena semua hasil pemeriksaan dianggap tidak menghalangi aktivitas belajar.

BACA JUGA:Anggaran Sekolah Rakyat Rp200 M, Per Siswa Rp48 Juta, Antara Lain untuk Biaya Pemetaan Bakat dengan AI

BACA JUGA:Guru di Kabupaten Malang Dilatih Koding dan AI

Kepala SRMA 22, Rahmah Dwi Norwita Imtihana, menyatakan bahwa siswa tetap diperbolehkan masuk asrama. Penanganan terhadap temuan tersebut dilakukan sesuai rekomendasi petugas medis.

“Alhamdulillah, tidak ada diagnosa serius. Bagi yang mengalami skabies atau gangguan gigi, sudah diberikan obat dan tindak lanjut dari Puskesmas,” jelasnya.

Pengobatan yang memerlukan rujukan lebih lanjut, seperti ke dokter gigi atau spesialis kulit, akan ditanggung pemerintah melalui kepesertaan BPJS Kesehatan yang dimiliki para siswa.

SRMA 22 saat ini dihuni oleh 31 siswa laki-laki dan 44 siswa perempuan, mayoritas berasal dari Kota Malang dan sebagian dari Kabupaten Malang.

Sumber: