Mendekati Ambang Krisis! Lonjakan Prevalensi Diabetes di Indonesia, Ini Datanya
Ilustrasi cek gula darah--iStockphoto
Pola hidup urban seperti konsumsi makanan olahan, gaya hidup sedentari, dan stres tinggi memicu prevalensi DM yang lebih tinggi di kota.
Di kota, prevalensi bisa mencapai 12,5 persen, sedangkan di pedesaan sekitar 8,5 persen.
Namun, di daerah pedesaan, akses layanan kesehatan terbatas dan kurangnya kesadaran membuat deteksi dini menjadi jauh lebih rendah.
DM yang Tidak Terdiagnosis
Salah satu tantangan terbesar dalam pemberantasan diabetes adalah bahwa lebih dari 70 persen penderita tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM.
Penelitian menyebutkan bahwa di Indonesia, sebagian besar kasus diabetes baru terungkap ketika sudah muncul komplikasi serius seperti gagal ginjal atau penyakit jantung.
Tidak terdiagnosis berarti tidak tertangani dan ini memperbesar beban medis, ekonomi, dan sosial secara signifikan.
Faktor Risiko Utama yang Memacu Lonjakan DM
Beberapa faktor risiko sudah teridentifikasi sebagai penyebab utama lonjakan DM di Indonesia:
- Kurangnya aktivitas fisik (tingkat aktivitas rendah)
- Konsumsi makanan tinggi gula, rendah serat
- Obesitas / kelebihan berat badan, terutama akumulasi lemak visceral
- Hipertensi dan faktor kardiometabolik lainnya
- Riwayat keluarga dengan diabetes
- Stres tinggi, pola hidup kurang sehat, terutama di kota
Studi juga menemukan bahwa faktor-faktor sosial seperti pendidikan, status ekonomi, dan lingkungan tinggal turut mempengaruhi prevalensi DM.
Dampak dan Konsekuensi Sistemik
Prevalensi diabetes yang melonjak membawa implikasi berat:
- Beban ekonomi kesehatan meningkat karena pengobatan seumur hidup dan komplikasi
- Turunnya produktivitas karena penyakit komplikasi dan absens
- Peningkatan angka kematian dini, terutama bila DM tidak terkelola dengan baik
- Ketidaksetaraan akses layanan medis terutama di wilayah terpencil
Secara kolektif, Indonesia menghadapi beban ganda yakni beban penyakit kronis (DM) sekaligus disparitas layanan kesehatan.
Respon dan Strategi Penanggulangan
Pemerintah Indonesia dan lembaga kesehatan telah menerapkan program-strategi inti:
- Program CERDIK (Cek rutin, Eliminasi asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat, Istirahat cukup, Kendalikan stres)
- Gerakan GERMAS untuk mendorong hidup sehat di masyarakat
- Skrining diabetes di Puskesmas dan fasilitas kesehatan primer
- Edukasi kesehatan dan literasi masyarakat melalui media dan sekolah
- Kolaborasi lintas lembaga: Kemenkes, BPJS, komunitas, instansi lokal
Namun program-program tersebut membutuhkan pendanaan memadai, monitoring berkelanjutan, dan partisipasi aktif masyarakat agar efektif.
Secara individu, langkah-langkah pencegahan berikut sangat direkomendasikan:
- Rutin cek gula darah dan tekanan darah
- Olahraga minimal 30 menit setiap hari
- Diet seimbang: kurangi gula, maksimalkan serat dan sayur
- Hindari rokok dan pola tidur buruk
- Kenali faktor risiko pribadi dan lakukan tindakan preventif sedini mungkin
Kenaikan prevalensi diabetes di Indonesia tampaknya tidak dapat dihindari jika masyarakat dan pemerintah tidak segera berakselerasi.
Lebih dari sekadar angka, setiap kasus adalah cerita nyawa dan kualitas hidup yang terancam.
Sumber: world health organization (who)
