Momen World AIDS Vaccine Day, Yuk Pahami Bagaimana HIV/AIDS Menyebar dan Cara Mencegahnya!
Dari Penggunaan Alat Kontrasepsi Hingga Tes - Pencegahan HIV AIDS-Disperkimta-
Jika tidak diobati, HIV akan menghancurkan hampir seluruh sel CD4, membuat tubuh tidak lagi bisa melawan penyakit. Ketika jumlah sel CD4 sangat rendah (di bawah 200 sel/mm³), penderita dikategorikan mengalami AIDS. Mereka rentan terhadap infeksi oportunistik seperti TBC, pneumonia, dan kanker jenis tertentu.
AIDS bisa sangat berat: penurunan berat badan drastis, diare kronis, demam berkepanjangan, luka di mulut, hingga gangguan saraf. Penderita AIDS membutuhkan penanganan intensif dan sering kali harus dirawat di rumah sakit.
5. Terapi ARV: Harapan bagi ODHA
Terapi Antiretroviral (ARV) adalah kombinasi obat yang menekan replikasi HIV dalam tubuh. Obat ini tidak menyembuhkan, tapi bisa menjaga kadar virus tetap rendah dan memperkuat sistem imun. Dengan ARV, ODHA (orang dengan HIV / AIDS) bisa hidup sehat dan produktif selama puluhan tahun.
Penting untuk minum ARV secara konsisten setiap hari. Jika tidak, virus bisa menjadi resisten dan pengobatan menjadi tidak efektif. Karena itu, edukasi kepatuhan minum obat sangat penting dalam program penanganan HIV.
6. Tes : Langkah Awal Mengetahui Status Diri
Tes bisa dilakukan dengan berbagai metode, mulai dari tes antibodi, antigen (ab-ag test), hingga PCR. Hasilnya bisa diketahui dalam hitungan menit atau beberapa hari tergantung metode yang digunakan. Tes ini penting bagi siapa pun yang aktif secara seksual atau pernah melakukan tindakan berisiko.
Dengan mengetahui status sejak dini, seseorang bisa langsung mulai pengobatan dan mencegah penularan ke orang lain. Bahkan, ODHA yang menjalani pengobatan dengan baik dan memiliki viral load tidak terdeteksi (undetectable) tidak bisa menularkan virus (U=U: Undetectable = Untransmittable).
World Health Organization (WHO) telah menetapkan target 95-95-95: 95% ODHA tahu statusnya, 95% dari mereka menjalani terapi, dan 95% dari yang terapi mencapai viral load tidak terdeteksi. Tes adalah kunci utama mencapai target itu.
7. Menggunakan Alat Kontrasepsi Secara Konsisten
Kondom adalah alat kontrasepsi yang juga berfungsi mencegah penyakit menular seksual, termasuk HIV AIDS. Bila digunakan dengan benar dan konsisten, kondom bisa menurunkan risiko penularan HIV hingga 90%. Kondom sangat efektif untuk pasangan heteroseksual maupun homoseksual.
Sayangnya, masih banyak yang enggan menggunakan kondom karena alasan mitos, malu, atau menganggap mengganggu kenyamanan. Padahal, dengan edukasi yang tepat, penggunaan kondom bisa jadi kebiasaan sehat dan melindungi banyak nyawa.
Sexually Transmitted Infections Journal (2019) mencatat bahwa penggunaan alat kontrasepsi kondom dapat menurunkan resiko penularan HIV sebanyak 47%.
8. Hubungan Seksual Aman dan Komunikasi Terbuka dalam Hubungan
Salah satu cara paling efektif mencegah penularan adalah dengan menerapkan prinsip seks aman. Selain penggunaan kondom, penting juga untuk saling terbuka dengan pasangan mengenai riwayat kesehatan seksual, termasuk status HIV AIDS. Kejujuran dan komunikasi yang sehat bisa mencegah risiko yang tidak perlu.
Sumber: centers for disease control and prevention
