Diakui Secara Global, Diabetes Tipe 5 Jadi Sorotan Baru Dunia Medis
Ilustrasi cek gula dara--iStockphoto
Penyebab pastinya belum diketahui, namun diduga berkaitan dengan faktor genetik dan lingkungan.
Gejala umum tipe 1 mencakup rasa haus berlebihan, sering buang air kecil, lapar terus-menerus, penurunan berat badan, dan kelelahan ekstrem.
Sementara itu, diabetes tipe 2 menyumbang sekitar 90 persen dari seluruh kasus global.
Penyakit ini berkembang akibat resistensi insulin, ketika tubuh tidak merespons insulin secara optimal yang umumnya dipicu oleh obesitas, usia lanjut, dan riwayat keluarga.
Gejalanya mirip dengan tipe 1, namun lebih samar sehingga sering terlambat terdiagnosis.
Peningkatan prevalensi diabetes secara global, termasuk di Indonesia, menunjukkan perlunya upaya lebih kuat dalam pencegahan, deteksi dini, dan edukasi gaya hidup sehat untuk mengurangi beban penyakit ini di masa mendatang.
Kebiasaan Minum Manis Gen Z dan Ancaman Diabetes
Peningkatan konsumsi minuman manis di kalangan Gen Z Indonesia memberikan gambaran jelas mengapa prevalensi diabetes terus melonjak, sebagaimana dilaporkan dalam IDF Diabetes Atlas 2025.
Dalam laporan tersebut, Indonesia menempati peringkat ke-5 dunia untuk jumlah penderita diabetes, dengan kecenderungan kasus terus bertambah setiap tahun.
Data survei dari Jakpat menunjukkan bahwa sebagian besar Gen Z masih gemar mengonsumsi minuman manis seperti teh manis, kopi manis, minuman kekinian (bubble tea, milk tea), hingga minuman tradisional seperti cendol dan dawet.
BACA JUGA:Ini Daftar 9 Sayur dan Buah Yang Aman untuk Penderita Diabetes.
Nyaris setengah dari mereka minum minuman manis 1–3 kali per hari. Kebiasaan ini tentu meningkatkan risiko diabetes tipe 2, terutama jika tidak diimbangi dengan gaya hidup sehat.
Padahal, diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes paling umum di dunia dan seringkali muncul karena pola hidup tidak sehat seperti konsumsi gula berlebih dan kurang aktivitas fisik.
Sebagaimana dijelaskan IDF, tipe ini menyumbang sekitar 90 persen dari seluruh kasus diabetes global.
Meskipun kesadaran akan risiko diabetes mulai tumbuh, namun 45 persen Gen Z perempuan dan 40 persen laki-laki menyatakan kekhawatirannya yang kerap mengkonsumsi gula dan masih dibutuhkan edukasi dan intervensi lebih besar.
Tanpa perubahan pola konsumsi, Gen Z berpotensi menjadi kelompok usia dengan risiko diabetes tertinggi di masa depan.
Sumber: survei jakpat
