Pascasarjana UIN Malang Perkuat Internasionalisasi Riset dengan Hadirkan Pakar dari University of Malaya
Pascasarjana UIN Malang Hadirkan Dua Narasumber Lintas Negara Dalam Kuliah Tamu Internasional--uin-malang.ac.id
DINOYO, DISWAYMALANG.ID--Tidak sekadar menggelar perkuliahan formal di ruang kelas, Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang kembali menegaskan komitmennya dalam membangun atmosfer akademik yang berwawasan global.
Melalui kuliah tamu internasional yang digelar pada Rabu (12/11) di Aula Gedung B lantai 4, Pascasarjana UIN Malang menghadirkan dua narasumber lintas negara: Assoc Prof Dr Zawawi Ismail, Dekan Fakultas Pendidikan Universitas Malaya Malaysia, dan Prof Dr H Mudjia Raharjo, MSi, Guru Besar UIN Malang.
Dengan tema “Meneguhkan Peran Riset dalam Memajukan Keilmuan Islam dan Mewujudkan Generasi Literat yang Berkarakter”, kegiatan ini diikuti mahasiswa lintas jenjang dan lintas disiplin. Namun, lebih dari itu, acara ini menjadi simbol kuatnya arah internasionalisasi riset dan literasi ilmiah yang kini tengah digencarkan oleh Pascasarjana UIN Malang.
Ketua panitia sekaligus Ketua Prodi S3 Manajemen Pendidikan Islam Prof Dr Hj Suti’ah M Pd menjelaskan, kuliah tamu ini tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu. Tetapi juga bagian dari upaya strategis membangun jejaring akademik lintas negara.
“Kegiatan ini bukan sekadar kuliah tamu, namun merupakan manifestasi semangat internasionalisasi riset Pascasarjana UIN Malang. Melalui kolaborasi dengan University of Malaya, kita belajar bagaimana research methodology dikembangkan secara komprehensif, kontekstual, dan berintegritas,” ungkapnya.
Perubahan Paradigma Penelitian Dalam Negeri
Sementara itu, Direktur Pascasarjana Prof Dr H Agus Maimun MPd menyoroti pentingnya perubahan paradigma dalam penelitian di Indonesia. Ia mengingatkan agar mahasiswa tidak terjebak pada tren metodologi tertentu tanpa memahami relevansi persoalan yang diteliti.
“Mindset yang langsung memilih metode kualitatif tanpa menelaah masalahnya terlebih dahulu itu keliru. Jangan sampai penelitian kita hanya hidup-mati di studi kasus,” pesannya, disambut tawa ringan dan tepuk tangan peserta.
Dari perspektif internasional, Assoc Prof Dr Zawawi Ismail menekankan pentingnya penentuan alat riset berdasarkan kebutuhan riset, bukan sebaliknya.
“Tentukan dulu apa yang akan diteliti, baru menentukan alat dan metode yang digunakan. Jangan dibalik,” tegasnya. Ia juga menyoroti pentingnya kurikulum riset yang selaras dengan kebutuhan masyarakat dan perubahan global.
Diskusi berlangsung hidup. Para mahasiswa dari berbagai program studi aktif mengajukan pertanyaan kritis, mulai dari problematika metodologi hingga relevansi hasil penelitian dengan masyarakat luas. Antusiasme ini memperlihatkan bahwa semangat literasi dan riset di lingkungan Pascasarjana UIN Malang terus tumbuh dinamis.
Lebih dari sekadar berbagi teori, kuliah tamu ini menjadi wadah nyata bagi mahasiswa untuk belajar berpikir lintas batas meneliti dengan hati, menganalisis dengan logika, dan berkarya dengan integritas.
Sumber: uin-malang.ac.id
