Fapet UB Gelar Kuliah Tamu Batch 4, Hadirkan Akademisi Australia
Pembukaan Materi Dalam Acara Visiting Lecturer Batch 4--prasetya.ub.ac.id
MALANG, DISWAYMALANG.ID--Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (UB) menyelenggarakan Program Visiting Lecturer Batch 4. Kegiatan secara daring melalui platform Zoom Kamis (11/9) pukul 12.20 WIB ini menghadirkan narasumber internasional Associate Professor (Lektor Kepala) Ferry Jie PhD FCILT FCES dari School of Business and Law, Edith Cowan University (ECU), Australia.
Kuliah tamu ini mengangkat tema “Transformasi Rantai Pasok Daging Merah Australia” yang membahas praktik terbaik dan inovasi teknologi dalam industri daging merah.
Alur Rantai Pasok Daging Merah dan Aspek-Aspek Kualitas
Dalam paparannya, Ferry Jie menjelaskan secara komprehensif alur rantai pasok daging merah Australia yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Mulai peternakan sapi potong dan domba (lamb). Transportasi yang menjamin kesejahteraan hewan (animal welfare). Proses pengolahan di rumah potong hewan (abattoir) yang menerapkan sistem Quality Assurance (QA) dan traceability. Juga, distribusi melalui rantai dingin menuju ritel dan pasar ekspor ke hampir 100 negara.
Ia menegaskan, kepatuhan terhadap prinsip kesejahteraan hewan, biosekuriti, dan penjaminan mutu bukan hanya kewajiban administratif. Tetapi fondasi daya saing yang menentukan akses pasar, pembentukan harga, serta kepercayaan konsumen. Dalam konteks tertentu, integrasi sertifikasi seperti halal juga menjadi pembeda penting yang memperluas cakupan pasar tanpa mengorbankan mutu dan keamanan pangan.
Peningkatan Efisiensi Dalam Transparansi Rantai Pasok
Ferry memaparkan potensi besar penerapan big data dalam meningkatkan efisiensi dan transparansi rantai pasok. Pemanfaatan data besar memungkinkan pemetaan spesifikasi ternak berdasarkan umur dan bobot, pemantauan kualitas secara real-time, serta pengambilan keputusan berbasis bukti yang lebih akurat.
Di tingkat fasilitas produksi, integrasi otomasi dalam pengemasan presisi, penilaian mutu, dan sistem proses otomatis dapat memperkuat efisiensi rantai nilai. Terutama jika diselaraskan dengan standar sertifikasi dan strategi branding.
Ferry juga menekankan pentingnya mengaitkan teknologi dengan strategi pemasaran dan identifikasi potensi pasar. Agar rantai pasok menjadi lebih tangguh dan adaptif terhadap kebutuhan global.
Selain itu, Ferry menyoroti kontribusi industri daging merah Australia sebagai sektor ekspor penting dan penyerap tenaga kerja di berbagai level. Mulai peternakan, pengolahan, hingga distribusi dan ritel.
Ia menggarisbawahi tiga pembelajaran utama yang dapat diambil oleh akademisi dan praktisi di Indonesia. Yaitu: kepatuhan terhadap standar sebagai tiket akses pasar global, koordinasi antarpelaku rantai pasok untuk menekan biaya dan pemborosan, serta orientasi pelanggan untuk menyelaraskan produk dengan preferensi pasar.
Menutup sesi, Ferry mengusulkan agenda riset jangka menengah dalam bidang traceability berbasis data, optimasi logistik rantai dingin, evaluasi kebijakan kesejahteraan hewan, dan integrasi sertifikasi dalam sistem data. Untuk membangun rantai pasok yang tangguh, transparan, dan berkelanjutan.
Kegiatan Visiting Lecturer Batch 4 ini turut mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 4 (Quality Education) melalui peningkatan mutu pembelajaran dan kolaborasi akademik internasional.
Program ini juga sejalan dengan SDG 8 (Decent Work and Economic Growth) dalam menciptakan lapangan kerja layak dan pertumbuhan ekonomi. Tidak kalah penting, kolaborasi antara Universitas Brawijaya dan Edith Cowan University mencerminkan semangat SDG 17 (Partnerships for the Goals) dalam memperkuat jejaring global untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Melalui kegiatan ini, Fakultas Peternakan UB menunjukkan komitmennya dalam mendorong transformasi pendidikan tinggi berbasis inovasi, riset terapan, dan kemitraan internasional. Program Visiting Lecturer Batch 4 diharapkan tidak hanya memperluas wawasan mahasiswa dan dosen dalam praktik rantai pasok global. Tetapi juga memperkuat posisi UB sebagai institusi pendidikan yang berkontribusi nyata terhadap pengembangan industri peternakan yang berdaya saing, berkelanjutan, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Sumber: prasetya.ub.ac.id
