1 tahun disway

Inovasi Teknologi Peningkat Daya Tahan Kopi Susu Siap Minum UMKM oleh Mahasiswa UB

Inovasi Teknologi Peningkat Daya Tahan Kopi Susu Siap Minum UMKM oleh Mahasiswa UB

Proses Pembuatan Alat Peningkat Daya Tahan Kopi Susu Siap Minum Oleh Mahasiswa UB--prasetya.ub.ac.id

MALANG,DISWAYMALANG.ID--Kopi masih menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia dengan konsumsi domestik yang terus meningkat setiap tahunnya. Namun, bagi sebagian pelaku UMKM, tantangan besar muncul pada keterbatasan masa simpan produk olahan kopi, khususnya kopi susu siap minum.

UMKM Kopi Warining Dampit, yang berlokasi di Jalan Gading Sari RT 06 RW 01, Desa Podjok, Kecamatan Dampit, Kota Malang, menghadapi masalah serupa. Produk kopi susu siap minum yang mereka hasilkan hanya mampu bertahan selama dua hari meski disimpan dalam kotak pendingin.

Hal tersebut disebabkan adanya kontaminasi mikroba pembusuk seperti pseudomonas sp. Mikroba pembusuk tersebut menyebabkan rasa asam dan bau tidak sedap pada kopi susu siap minum. Kondisi ini menyebabkan 36% produknya rusak sebelum terjual, sehingga menimbulkan kerugian hingga Rp4,7 juta setiap bulannya.

Berangkat dari permasalahan tersebut, lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menggagas solusi melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Iptek (PKM-PI) tahun 2025.

Tim ini terdiri dari Emmanuel Raphael Lesmana (Bioteknologi), Phelia Angelina (Ilmu dan Teknologi Pangan), Dastino Putra Rendylovind (Teknik Bioproses), Jevon Imantaka Soekardjo (Bioteknologi), dan Anggun Istianaya Nasuwa (Teknologi Industri Pertanian) dengan dosen pembimbing Joko Prasetyo. Mereka mengembangkan teknologi sterilisasi berbasis Pulsed Electric Field (PEF) dan Automatic Dispensing untuk meningkatkan kualitas sekaligus masa simpan produk kopi susu siap minum mitra.

Menurut Emmanuel selaku ketua tim, teknologi PEF dipilih karena mampu mensterilisasi minuman tanpa merusak cita rasa dan kandungan gizi.

“Dengan PEF, kopi susu siap minum dapat bertahan hingga 14 hari, jauh lebih lama dibandingkan sebelumnya yang hanya 2 hari. Ditambah dengan sistem Automatic Dispensing, proses pengemasan lebih steril dan efisien,” ujarnya.

Alat yang dirancang terdiri dari tabung PEF berbahan stainless steel yang mampu menyalurkan pulsa listrik bertegangan tinggi untuk membunuh mikroba pembusuk, serta sistem Automatic Dispenser berbasis Arduino yang memastikan volume cairan keluar sesuai kebutuhan.

Alat ini dilengkapi juga dengan kontrol panel untuk mempermudah pengoperasiannya. Kombinasi kedua teknologi ini tidak hanya memperpanjang umur simpan produk. Tetapi juga mengurangi kebutuhan tenaga kerja dari enam orang menjadi hanya dua orang dalam proses pengemasan.

Mitra UMKM Denny Christian menyambut baik inovasi ini. Ia menilai penerapan teknologi PEF dan Automatic Dispensing dapat menjadi terobosan penting bagi UMKM kopi. “Kami sangat terbantu dengan adanya inovasi ini. Harapannya, produk kami bisa lebih bersaing, tidak hanya di Malang, tetapi juga di pasar luar Malang,” 

Program ini diharapkan menjadi wujud nyata kontribusi mahasiswa Universitas Brawijaya dalam penguatan UMKM lokal, sekaligus mendukung tema pemerataan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan. Untuk ke depannya, tim berencana menyempurnakan alat serta memperluas kerja sama dengan UMKM lain agar manfaat teknologi ini dapat dirasakan lebih luas.

Sumber: prasetya.ub.ac.id

Berita Terkait