Alternatif Kegiatan Manfaatkan Long Weekend, Ajak Anak-anak Menulis Diary Liburan Panjang Ini! Ini Caranya!
Ilustrasi Diary / Journal-Levenger-
MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Selamat memasuki minggu long weekend!
Libur panjang sering kali hanya diisi dengan jalan-jalan, rebahan, atau scrolling medsos. Tapi kalau mau beda, coba ajak anak menulis diary. Bukan sekadar menulis “hari ini makan bakso, besok ke taman,” tapi jadi ajang mereka mengingat, memahami perasaan, dan membangun kebiasaan berpikir kreatif dan tidak pasif.
BACA JUGA:15 April, Hari Seni Dunia: Ajari Anak Seni, Supaya Lebih Cerdas, Kreatif, Empatik, dan Percaya Diri!
Banyak orang tua yang berharap anaknya lebih ekspresif atau suka nulis. Tapi lupa bahwa itu bukan hal yang tiba-tiba tumbuh.
Perlu latihan kecil-kecilan, seperti menulis kegiatan harian saat liburan. Dan, tenang saja, ini bukan tugas sekolah. Justru lebih santai dan menyenangkan—asal tahu cara ajaknya dan sekaligus bisa menjadi altenatif kegiatan saat liburan agar tidak terlalu berbiaya!
1. Mulai dari Cerita yang Mereka Suka
Anak-anak cenderung suka bercerita... tapi kalau disuruh nulis? Banyak yang langsung mingkem. Kuncinya: jangan mulai dari cerita yang “harus.” Biarkan mereka menulis soal hal-hal remeh tapi menyenangkan buat mereka. Misalnya, “hari ini makan es krim rasa cokelat dua kali.”
Dengan begitu, diary tidak terasa seperti beban, tapi justru tempat curhat. Orang tua bisa bantu dengan bertanya, “yang paling seru hari ini apa?” atau “kalau bisa ulang satu momen di hari liburan ini, yang mana?” Biarkan tulisan mengalir dari situ.
2. Sediakan Buku Khusus, Jangan Asal Kertas
Supaya kegiatan dan suasana long weekend ini terasa istimewa, beri mereka buku khusus untuk menulis. Tidak harus mahal atau berwarna-warni. Tapi yang penting: konsisten digunakan. Bisa buku bergaris, polos, atau bahkan scrapbook dengan stiker dan gambar tempel.
Kalau bisa, ajak anak pilih sendiri bukunya. Saat mereka merasa ownership-nya tinggi, mereka jadi lebih semangat mengisi. Anak juga bisa mendesain cover-nya sendiri, menulis nama dan tahun, seolah itu “buku rahasia” mereka.
3. Tulis Bebas, Tak Perlu Benar atau Salah
Banyak anak takut menulis karena takut salah. Salah eja, salah kata, atau bahkan dimarahi karena tulisannya dianggap jelek. Di diary, semua sah. Justru makin bebas makin bagus. Tujuannya bukan bahasa Indonesia yang rapi, tapi mengungkapkan isi pikiran.
Orang tua sebaiknya tidak langsung mengoreksi. Kalau pun mau menanggapi, cukup dengan pujian atau komentar netral, dengan hal ini, anak selama liburan long weekend ini tak tertekan dan tetap menikmati momen.
Sumber: quora
