30 April, Hari Stop Hukuman Fisik untuk Anak, Simak 9 Pendekatan Kreatif Ini untuk Disiplinkan Anak!
Memutus Kekerasan Pada Anak-pinterest-
MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Tanggal 30 April juga diperingati sebagai International Day to End Corporal Punishment of Children. Hari ini mengingatkan bahwa hukuman fisik terhadap anak tidak hanya melukai secara fisik, tetapi juga meninggalkan luka emosional jangka panjang.
Banyak penelitian, termasuk yang diterbitkan dalam Pediatrics Journal (2021), menunjukkan bahwa hukuman fisik meningkatkan risiko masalah mental, agresivitas, dan penurunan kemampuan sosial anak.
Sebagai gantinya, berbagai pendekatan kreatif dan penuh empati telah dikembangkan untuk mendidik anak tanpa kekerasan.
Simak disini!
1. Board Emosi: Anak Boleh Marah, Tapi Harus Tahu Caranya
Menggunakan papan emosi menjadi salah satu metode untuk membantu anak mengenali dan mengelola emosinya. Anak-anak diberikan kartu bergambar berbagai ekspresi — marah, sedih, senang, kecewa — lalu diajak menunjuk atau memilih emosi yang sedang dirasakan.
Penelitian dari Journal of Emotional and Behavioral Disorders (2020) menyebutkan bahwa anak yang terlatih mengenali emosi sejak dini cenderung lebih mampu mengendalikan amarah dan mengambil keputusan dengan tenang. Contohnya, ketika anak tantrum karena mainannya rusak, orang tua bisa mengarahkan anak memilih kartu "marah" lalu membicarakan solusi, bukan langsung menghukum.
2. Kartu Konsekuensi: Belajar Sebab-Akibat Tanpa Ancaman
Kartu konsekuensi berisi pilihan sederhana tentang apa yang harus dilakukan jika aturan dilanggar. Misalnya: "Jika meninggalkan mainan berserakan, pilih: membersihkan semua mainan atau tidak bermain besok."
Studi dari Child Development Research (2019) membuktikan bahwa anak-anak lebih memahami tindakan mereka bila konsekuensinya logis dan konsisten. Contoh praktik: jika anak memecahkan gelas, ia diajak membantu membersihkan pecahan — bukan diteriaki — sehingga ia memahami hubungan antara tindakan dan akibat.
3. Checklist Harian: Disiplin yang Bisa Dinegosiasikan
Checklist tanggung jawab harian membantu anak merasa memiliki kendali terhadap tindakannya sendiri. Anak dan orang tua membuat daftar tugas sederhana seperti "merapikan tempat tidur" atau "mencuci piring bekas makan".
Keterlibatan anak dalam membuat aturan meningkatkan rasa tanggung jawab dan mengurangi perilaku membangkang. Sebagai contoh, jika anak lupa tugasnya, ia bisa melihat checklist dan memperbaiki tanpa perlu diomeli.
4. Tanggung Jawab Sosial: Mengganti Hukuman dengan Kegiatan Berguna
Sumber: pediatrics journal
