Ditanya Ekspektasi Gaji saat Interview, Begini Cara Jawab Tanpa Bingung atau Terjebak!
-Medijobs.co-
7. Berlatih Simulasi Jawaban Bersama Mentor
Menjawab pertanyaan soal gaji perlu latihan. Simulasi wawancara bersama teman atau mentor bisa membantu mengasah intonasi, ekspresi wajah, dan cara menghindari kata-kata berlebihan atau terlalu defensif.
Saat berlatih, fokuslah pada nada yang profesional namun percaya diri. Hindari nada ragu-ragu atau terkesan menyerah sebelum negosiasi dimulai. Ekspresi wajah yang terlalu tegang juga bisa memengaruhi kesan yang ditangkap pewawancara.
Mentor juga bisa memberikan masukan objektif apakah narasi yang disusun sudah meyakinkan dan sesuai dengan profil perusahaan yang dituju. Dengan begitu, ketika pertanyaan datang, tidak ada lagi momen panik atau blank seketika.
8. Persiapkan Jawaban Alternatif Jika Terpaksa Menjawab Langsung
Ada kalanya pewawancara tidak memberi ruang banyak untuk mengalihkan atau membahas posisi dulu. Jika sudah mendesak, siapkan dua atau tiga versi jawaban sesuai konteks perusahaan dan posisi yang dilamar.
Misalnya, jika posisi berada di sektor kreatif atau non-profit, jawab dengan angka yang realistis namun tetap menjunjung nilai diri. Jika perusahaan memiliki reputasi besar, siapkan versi jawaban dengan narasi nilai tambah seperti soft skill, kemampuan leadership, atau fleksibilitas lintas divisi.
Jawaban alternatif ini bukan untuk menyenangkan pewawancara, melainkan sebagai bentuk kesiapan dan kecermatan membaca situasi. Kepekaan ini akan terlihat saat pewawancara mulai menguji argumentasi yang diajukan.
9. Jangan Lupa Menyebutkan Fleksibilitas dan Antusiasme
Setelah menyampaikan angka, penting untuk mengakhiri dengan sikap terbuka. Kalimat seperti “Namun tentu terbuka untuk diskusi jika memang ada penyesuaian dari perusahaan,” bisa menjadi jembatan yang menyelamatkan.
Fleksibilitas menunjukkan kedewasaan dalam proses rekrutmen, bahwa negosiasi adalah bagian dari dinamika yang sehat antara perusahaan dan kandidat. Di saat yang sama, tetap tampil antusias terhadap posisi yang dilamar, agar fokus tidak hanya tertuju pada gaji semata.
Pewawancara cenderung memilih kandidat yang tidak hanya realistis secara finansial, tapi juga terlihat memiliki motivasi intrinsik terhadap posisi dan budaya perusahaan.
Pertanyaan soal gaji tidak perlu ditakuti, tapi juga tidak bisa dijawab asal. Di baliknya, tersimpan nilai-nilai tentang profesionalitas, strategi komunikasi, serta kecakapan membaca konteks perusahaan.
Tidak ada rumus pasti dalam menentukan ekspektasi, tapi ada langkah-langkah yang bisa dipersiapkan dengan matang.
Dengan bekal riset, pemahaman diri, dan latihan simulasi, jawaban soal gaji bisa berubah dari jebakan menjadi kesempatan emas untuk menunjukkan kualitas. Lagi pula, proses rekrutmen bukan hanya tentang siapa yang paling pintar, tetapi siapa yang paling siap membaca arah.
Sumber: quora
