1 tahun disway

Tukar Takdir: Terobosan Baru Genre Drama Petaka Pesawat di Perfilman Indonesia

Tukar Takdir: Terobosan Baru Genre Drama Petaka Pesawat di Perfilman Indonesia

Konferensi pers Film Tukar Takdir di Jakarta (25/9)--foto: antaranews.com

MALANG, DISWAYMALANG.ID--Di tengah keramaian rilisan film Indonesia, Tukar Takdir muncul sebagai usaha ambisius mengangkat tema kecelakaan pesawat dan trauma sebagai inti cerita, sebuah genre yang relatif jarang dijamah dalam perfilman lokal. Disutradarai oleh Mouly Surya dan diadaptasi dari novel Vabyo, film ini ditargetkan untuk meredefinisi bagaimana tragedi dan konflik psikologis ditampilkan di layar lebar Indonesia.

Sinopsis: Hidup yang Bertahan, Luka yang Menghantui


Cuplikan film Tukar Takdir--foto: galamedia.pikiran-rakyat.com

Kisah bermula dengan kecelakaan pesawat Jakarta Airways 79 yang jatuh di pegunungan Kalimantan Selatan. Dari total 132 penumpang, hanya satu yang berhasil selamat, yaitu Rawa yang diperankan oleh Nicholas Saputra. Namun, menjadi satu‐satunya penyintas bukanlah berkah penuh, melainkan beban batin yang berat.

Rawa harus menghadapi luka fisik dan trauma mendalam, sekaligus pertanyaan “mengapa saya selamat?” yang terus menghantuinya. Di sisi lain, muncul konflik emosional dengan karakter lainnya, yaitu Zahra yang diperankan oleh Adhisty Zara, putri pilot yang tewas dalam kecelakaan itu, dan Marsha Timothy yang berperan sebagai Dita, istri salah satu penumpang yang merasa kehilangan besar.

Interaksi antara mereka memunculkan dialog berat tentang takdir, keadilan, dan cara manusia berdamai dengan penderitaan. Film ini bukan sekadar kisah tragedi, tapi perjalanan emosional yang menyingkap konflik internal dan dinamika sosial di sekitar korban dan penyintas. 

Jadwal Tayang dan Produksi

Tukar Takdir akan mulai tayang serentak di bioskop Indonesia pada 2 Oktober 2025. Film ini diadaptasi dari novel best seller karya Valiant Budi (Vabyo), dan digarap bersama rumah produksi Starvision, Cinesurya, serta Legacy Pictures.

 

Proses syuting dimulai sejak akhir 2024 hingga tahun 2025, dengan persiapan teknis dan riset yang mendalam agar portrayal tragedi pesawat terasa realistis.

Nilai Tambah dan Ekspetasi Terhadap Film

Kehadiran Tukar Takdir membuka ruang baru dalam perfilman Indonesia untuk tema-tema berat seperti kecelakaan, trauma, dan harga hidup yang terpilih. Genre drama petaka pesawat ini diharapkan tidak hanya menyuguhkan hiburan, tetapi juga menghadirkan dialog masyarakat tentang keselamatan transportasi, tanggung jawab sistem, dan bagaimana manusia menerima takdir yang tak terduga.

Apalagi dengan tim pemain berkualitas dan sutradara Mouly Surya, ekspektasi publik terhadap Tukar Takdir cukup tinggi. Jika eksekusinya berhasil, film ini punya potensi besar menjadi tolak ukur baru dalam perfilman Indonesia bertema tragedi dan psikologi.

Pemeran dan Tantangan Akting Film Tukar Takdir

Rangkaian nama besar turut ambil bagian, antara lain:

  • Nicholas Saputra sebagai Rawa
  • Marsha Timothy sebagai Dita
  • Adhisty Zara sebagai Zahra
  • Pemeran pendukung lain: Meriam Bellina, Marcella Zalianty, Ringgo Agus Rahman, Tora Sudiro, Devi Permatasari, dan lainnya.

BACA JUGA:Intip Sinopsis Film Rangga & Cinta, Remake AADC, yang Akan Mulai Tayang 2 Oktober 2025

Dalam konferensi pers, Nicholas Saputra menyebut bahwa karakter Rawa menuntut intensitas emosional tinggi.

“Secara emosi, fisik, hingga peristiwa, semuanya sangat kompleks. Tapi saya beruntung bekerja dengan para aktor hebat, sehingga proses syuting tetap terasa menyenangkan,” ungkapnya dalam konferensi pers di Jakarta (25/9).

BACA JUGA:Pemerintah Luncurkan Aplikasi All Indonesia, Layanan Terintegrasi untuk Penumpang Penerbangan Internasional

Marsha Timothy juga berbicara tentang lapisan emosi yang ia harus gali, dari kehilangan hingga kemarahan.

“Awalnya saya melihat Dita materialistis. Namun, semakin saya dalami, dia justru mengolah duka menjadi sesuatu yang berguna bagi orang lain,” kata Marsha.

BACA JUGA:Warisan Iman dan Budaya: 9 Potret Rumah Ibadah Masjid Tertua di Tanah Air

Sementara Adhisty Zara menyebut perannya sebagai tantangan yang sangat personal. 

“Aku belum pernah merasakan kehilangan sebesar itu sebelumnya. Tapi, dalam prosesnya aku belajar bahwa setiap orang punya cara sendiri untuk melewati duka,” ujarnya.

Sumber: kapanlagi.com