MALANG, DISWAYMALANG.ID--Di tengah tantangan belajar dari rumah, tugas menumpuk, dan gangguan digital, banyak pelajar kesulitan mempertahankan konsentrasi dan kerap overthinking (kebiasaan memikirkan sesuatu secara berlebihan disertai rasa khawatir). Namun, sebuah metode sederhana bernama teknik Pomodoro kini menjadi andalan bagi banyak pelajar untuk menjaga fokus tanpa terbebani stres mental.
Apa Itu Teknik Pomodoro?
Teknik Pomodoro kali pertama dikembangkan oleh mahasiswa asal Italia, Francesco Cirillo, pada akhir 1980-an. Cirillo menggunakan timer dapur berbentuk tomat ('pomodoro' dalam bahasa Italia berarti tomat) untuk mengukur interval waktu belajar dan istirahat secara bergantian.
Secara umum, satu 'pomodoro' terdiri dari 25 menit belajar fokus, diikuti istirahat singkat selama 5 menit. Setelah empat sesi 'pomodoro', disarankan mengambil break yang lebih panjang, berkisar 15–20 menit. Beberapa versi bisa disesuaikan.
Dilansir dari Economics Program, mahasiswa di Universitas Islam Indonesia (UII) menaikkan durasi belajar atau istirahat berdasarkan kebutuhan materi.
BACA JUGA:Galaxy Tab A11, Tablet Sejutaan yang Menyasar Kebutuhan Belajar hingga Hiburan Keluarga
Manfaat untuk Fokus dan Produktivitas
- Meningkatkan Fokus Belajar: Teknik ini membuat pelajar lebih berkomitmen selama durasi pendek, karena mereka tahu ada jeda istirahat yang menanti. Ritme bergantian antara kerja intens dan istirahat membantu otak tetap segar dan mencegah kelelahan mental.
- Mengurangi Multitasking dan Overthinking: Saat menerapkan 'Pomodoro', pelajar didorong untuk menyelesaikan satu tugas dalam satu sesi tanpa berpindah-pindah. Hal ini bisa mengurangi kebiasaan multitasking yang sering menurunkan kualitas belajar. Struktur waktu yang jelas juga membantu mengurangi perasaan kewalahan karena beban tugas besar dipecah menjadi bagian kecil.
- Mengelola Waktu dengan Lebih Bijaksana: Pelajar jadi lebih sadar dengan waktu yang dihabiskan untuk setiap tugas. Teknik ini mengajarkan manajemen waktu yang lebih efektif dan disiplin. Dengan istirahat terjadwal, pelajar bisa “me-recharge” otak mereka, membuat sesi belajar berikutnya lebih produktif.
- Menurunkan Stres dan Kelelahan Mental: Karena ada jeda pendek setiap beberapa menit, beban kognitif lebih tersalur dengan baik. Teknik ini menjadi semacam “pit stop” mental yang penting untuk menjaga daya tahan konsentrasi.
BACA JUGA:Belajar dari Jepang, BGN Perketat Mutu MBG: Masak Pakai Air Galon hingga Pendampingan Koki
Bukti dari Penelitian
- Sebuah penelitian di SMP Negeri 36 Surabaya menunjukkan bahwa penerapan teknik Pomodoro berhasil meningkatkan fokus siswa dalam mata pelajaran IPS melalui pengamatan aktivitas dan kuesioner.
- Penelitian di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara juga melaporkan bahwa metode Pomodoro meningkatkan efektivitas belajar selama masa pandemi.
- Di konteks pembelajaran khusus, sebuah studi pada siswa autis menemukan bahwa teknik Pomodoro memperpanjang rentang perhatian mereka dan mengurangi beban kognitif berkat jeda istirahat yang terstruktur.
- Dilansir dari jurnal universitas pahlawan, di pesantren, santri mahasiswa yang menggunakan Pomodoro melaporkan bahwa metode ini membantu menjaga fokus dan mengurangi kelelahan mental saat belajar.
- Di IAIN Ponorogo, implementasi Pomodoro dalam pembelajaran PAI-BP menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih sadar akan kualitas waktu belajar dan lebih mampu mempertahankan konsentrasi penuh selama sesi belajar.
- Penelitian lain di Khidmatuna juga mencatat bahwa para siswa yang mengadopsi Pomodoro bersama metode Cornell Notes dan Feynman mengalami peningkatan kualitas belajar, daya ingat, dan fokus.
BACA JUGA:Pembelajaran Sekolah Garuda Full Digital, Didukung Akses Internet Full Speed
Cara Menerapkannya agar Efektif dan Tidak Menjadi Beban Pikiran
- Gunakanlah timer (bisa fisik atau aplikasi) dengan pengaturan sesi belajar dan istirahat.
- Buat daftar tugas (to-do list) yang jelas dan prioritas agar setiap sesi Pomodoro lebih terfokus.
- Saat istirahat, hindari aktivitas berat mental seperti mengecek media sosial terlalu lama. Gunakan waktu untuk stretching, berjalan sebentar, atau sekadar me-refresh pikiran.
- Sesuaikan durasi jika model asli (25/5) terasa terlalu singkat atau panjang: beberapa pelajar atau mahasiswa memilih rasio berbeda sesuai kebutuhan dan jenis materi.
- Setelah empat sesi, ambil break lebih lama untuk benar-benar memulihkan energi mental.
BACA JUGA:Wajib Belajar Jadi 13 Tahun, Murid TK Bisa Terima Dana PIP
Overthinking atau berpikir berlebihan sering muncul ketika pelajar merasa beban tugas terlalu besar atau waktu belajar sulit dikendalikan. Dengan Pomodoro dimana tugas besar dipecah menjadi bagian kecil. Ini mengurangi kecenderungan “beban besar” di pikiran. Struktur waktu memberi rasa kepastian: “Saya hanya perlu fokus 25 menit, lalu istirahat.” Ini membantu mengurangi kecemasan tentang durasi belajar tanpa batas. Jeda teratur memberi ruang mental untuk refleksi sejenak tanpa membuat pelajar terjebak dalam pemikiran yang melelahkan.
BACA JUGA:9 Strategi Belajar Pintar untuk Mahasiswa Baru Menjelang Ujian Semester
Teknik Pomodoro menawarkan solusi praktis dan efektif bagi pelajar yang ingin menghindari kemageran (malas gerak), sekaligus menjaga kesehatan mental dari overthinking. Dengan interval belajar-singkat + istirahat, pelajar bisa meningkatkan fokus, produktivitas, dan rasa kontrol terhadap waktu belajar mereka.
Dukungan dari penelitian akademis menegaskan bahwa metode ini bukan sekadar tren, melainkan pendekatan manajemen waktu yang terbukti membantu berbagai jenis pelajar. Mulai dari siswa reguler, mahasiswa, hingga siswa berkebutuhan khusus.