UM Kukuhkan Empat Guru Besar, Tawarkan Terobosan Riset dari Gempa, Gender, Bencana hingga 5G

Rabu 01-10-2025,18:19 WIB
Reporter : Abdul Halim
Editor : Mohammad Khakim

LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID– Universitas Negeri Malang (UM) kembali meneguhkan posisinya sebagai kampus rujukan akademik nasional dengan mengukuhkan empat guru besar baru dari disiplin ilmu berbeda. Prosesi pengukuhan dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 2 Oktober 2025,besok,  di Gedung GKB A19 Lantai 9 UM, dipimpin langsung oleh Rektor UM Prof Dr Hariyono.

Sehari menjelang pengukuhan, keempat profesor menyampaikan gagasan, visi, serta kontribusi penelitian mereka yang diharapkan memberi dampak nyata bagi bangsa. Keempatnya adalah Prof Dr Siti Nur Rahmah Anwar ST MT (Bidang Rekayasa Keandalan Struktur dan Material Konstruksi), Prof Evi Eliyanah SS MA PhD (Kajian Budaya dan Gender), Prof Dr Budi Handoyo MSi (Pembelajaran Spasial Kebencanaan), serta Prof Dr Muladi ST MT (Komunikasi Nirkabel pada Sistem Elektronika).

Prof Siti Nur Rahmah: Komputasi Struktur untuk Ketangguhan Bangunan di Daerah Gempa

Dalam paparannya, Prof Siti Nur Rahmah menekankan pentingnya komputasi struktur untuk merancang konstruksi tangguh di wilayah rawan gempa seperti Indonesia.

Melalui simulasi numerik berbasis finite element analysis, penelitiannya menunjukkan bagaimana sambungan baja ringan dengan kombinasi sekrup, adhesive, dan komposit dapat lebih kuat dibanding metode konvensional. Bahkan, pada bangunan tinggi, sistem bresing V terbalik (Ʌ) terbukti lebih mampu mengurangi simpangan struktur dibanding bentuk bresing lainnya.

“Komputasi struktur bukan sekadar teori. Ia adalah jembatan menuju desain yang benar-benar robust untuk meminimalkan kerusakan progresif saat gempa,” ujarnya. Temuan ini diyakini dapat membantu perumusan standar teknis konstruksi di daerah seismik.

Prof Evi : Budaya Pop sebagai Arena Politik Gender

Dari ranah ilmu sosial dan humaniora, Prof Evi Eliyanah mengajak publik untuk tidak memandang budaya populer sebatas hiburan. Dalam pidato bertajuk “Membingkai Politik Gender dalam Budaya Pop Indonesia Pasca Orde Baru”, ia menegaskan bahwa budaya pop merupakan arena politik di mana wacana gender dinegosiasikan.

Penelitian Prof Evi meliputi transformasi maskulinitas di film Indonesia, representasi tubuh perempuan dalam regulasi daerah, hingga feminisme digital. Ia aktif menulis di jurnal internasional bergengsi dan saat ini juga menjabat sebagai Direktur UPT Kantor Urusan Internasional UM.

“Budaya pop adalah ruang hegemoni sekaligus resistensi. Ia membentuk, sekaligus menantang, relasi gender di masyarakat,” tuturnya. Ke depan, ia berencana memperluas riset ke isu representasi keluarga, perceraian, hingga romansa lintas agama di sinema Indonesia.

Prof Budi Handoyo: Inovasi “Disaster Spatial Learning”


Dari Fakultas Ilmu Sosial, Prof Budi Handoyo memperkenalkan konsep Disaster Spatial Learning (DSL), yakni pendekatan pembelajaran berbasis spasial untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana.

DSL terbukti efektif dalam uji coba di SMAN 1 Dampit. Hasilnya, tingkat kesiapsiagaan siswa terhadap gempa, banjir, dan erupsi meningkat signifikan hingga 98–99 persen.

Konsep ini juga diperkuat dengan platform digital DSL Global Partnership, yang memungkinkan kolaborasi internasional dalam pembelajaran kebencanaan melalui dashboard real-time dan virtual learning environment.

“DSL adalah paradigma baru. Dari reaktif menjadi proaktif, dari lokal menuju global, serta dari metode konvensional menuju integrasi digital,” ungkapnya.

Prof Muladi: Terobosan Teknologi Komunikasi Nirkabel


Sementara itu, Prof Dr Muladi dari Fakultas Vokasi menyoroti tantangan komunikasi data nirkabel yang semakin kompleks.

Tags :
Kategori :

Terkait