LOWOKWARU. DISWAYMALANG.ID – Silvia Atmajaya memang layak mendapat Perhatian. Dia menjadi salah satu dari wisudawan Universitas Negeri Malang (UM) yang berhasil lulus tepat waktu, yakni delapan semester. Meski, kondisinya tidak sama dengan para wisudawan lain.
Gadis asal Lombok ini memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi. Ia harus mendapat bantuan Juru Bahasa Isyarat (JBI) untuk bisa berkomunikasi dengan lancar.
Namun, keterbatasan itu diimbangi dengan semangat dan perjuangan luar biasa dalam menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) UM.
Dan, perjuangannya selama delapan semester membuahkan hasil manis saat namanya dipanggil pada Wisuda Periode 133 UM yang digelar pada Sabtu (19/7). Vivi --begitu dia biasa disapa-- hari itu resmi menyandang gelar Sarjana Pendidikan
Tidak heran jika Vivi merasa bahagia, haru, bangga sekaligus bersyukur, saat mengikuti prosesi wisuda. “Saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena bisa lulus tepat waktu di semester delapan ini,” ujarnya, melalui penerjemah JBI.
Vivi saat rekaman video untuk menyampaikan rasa syukurnnya bisa lolos tepat waktu--ig: univeritasnegerimalang
BACA JUGA:Sekolah Garuda Mendapat Respons Para Pengamat Pendidikan, Diingatkan Tidak Elitis dan Tetap Inklusif
Dukungan Fasilitas Kampus UM
Vivi lantas menceritakan suka dukanya selama menempuh pendidikan. Ia mengakui, tantangan terbesar di awal perkuliahan adalah keterbatasan media pembelajaran berbasis teks. Namun, semangatnya untuk terus belajar mendorong UM semakin serius menyediakan layanan ramah disabilitas.
Untungnya, ia juga menemukan sukanya dengan kuliah di UM. Ini karena fasilitas dinkampus UM menurut Vivi juga semakin inklusif bagi penyandang disabilitas
“lDi UM, saya juga sangat terbantu dengan adanya JBI yang memfasilitasi komunikasi,” ungkapnya.
Vivi menambahkan, dukungan dari dosen dan teman-teman di lingkungan kampus membuatnya merasa nyaman selama proses perkuliahan. Ia tidak pernah merasa dibedakan dalam menerima materi ataupun layanan akademik.
Mengenai hal ini, Rektor UM Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., selalu menegaskan bahwa UM adalah kampus inklusif, termasuk untuk penyandang disabilitas.
UM, kata Rektor, menjamin setiap mahasiswa memiliki akses dan kesempatan yang sama. “Di UM, inklusivitas bukan sekadar slogan ,” tegas Rektor, saat memberi sambutan pada Gelar Wisuda Periode 133, Sabtu (19/7).
BACA JUGA:Terobosan UM Saat Gelar Wisuda: Dimeriahkan dengan Peragaan Busana dan Standar Up Comedy
Hal ini selaras dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas dan poin ke-10 tentang Pengurangan Ketimpangan.