Unisma Gelar Seminar Nasional Kampus Berdampak, Rektor Ungkap Strategi Transformasi Kurikulum

Rabu 11-06-2025,15:06 WIB
Reporter : Abdul Halim
Editor : Abdul Halim

DINOYO, DISWAYMALANG.ID —Rektor Universitas Islam Malang (Unisma) Prof. Drs. H. Junaidi, M.Pd., Ph.D., mengungkapkan, Unisma tengah menyiapkan langkah konkret untuk mewujudkan transformasi kurikulum yang lebih adaptif dan solutif. Khususnya, untuk mencetak lulusan yang berdampak nyata bagi masyarakat

Salah satu langkah transformasi kurikulum, lanjut Junaidi, adalah menyusun skema Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk beberapa program studi.

“Kami sedang menyiapkan beberapa prodi untuk PJJ, tentu menyesuaikan dengan kesiapan infrastruktur dan izin dari pemerintah,” katanya, dalam Seminar Nasional bertajuk “Arah Pembangunan Kurikulum Perguruan Tinggi Menuju Kampus Berdampak” di kampus Unisma, Dinoyo, Rabu (11/6).

Tak hanya itu, Unisma menurut Prof. Junaidi juga akan melakukan terobosan dalam sistem penerimaan mahasiswa baru. Bila sebelumnya pendaftaran hanya dibuka pada awal tahun ajaran, mulai semester depan mahasiswa baru juga bisa diterima pada awal semester genap.

“Insya Allah, tahun ini Unisma akan membuka pendaftaran mahasiswa baru dua kali setahun. Ini bentuk adaptasi kita terhadap dinamika kebutuhan pendidikan tinggi,” ujar Prof. Junaidi.

Dengan berbagai strategi tersebut, Unisma berharap menjadi salah satu kampus pelopor yang menjawab tuntutan zaman, tanpa meninggalkan nilai dan jati diri perguruan tinggi berbasis keislaman dan kebangsaan. 

BACA JUGA:Dilantik jadi Dekan FISIP UB, Imron Rozuli Punya Kata Kunci: Perubahan

Urgensi Tranformasi

Seminar Nasional yang digelar di Unisma ini juga merupakan bagian wujud upaya Unisma untuk menjadi kampus pelopor dalan transformasi kurikulum. Untuk itu, dihadirkan Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek RI, Dr. Berry Juliandi sebagai narasumber.

Dalam seminar itu, Dr. Berry Juliandi juga mengingatkab agar perguruan tinggi tidak hanya mencetak lulusan pintar. Tapi juga lulusan yang berdampak nyata bagi masyarakat, kembali ditegaskan pemerintah. 

“Kurikulum perguruan tinggi harus dirancang untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga kemampuan berpikir kritis, inovatif, dan mampu menyelesaikan persoalan nyata di masyarakat,” tegasnya dalam sesi utama seminar yang dihadiri puluhan akademisi dari berbagai kampus.

BACA JUGA:Berkat Sambel Pecel, Mahasiswa FEB UB Ini Sudah jadi Eksportir

Seminar ini menjadi momentum konsolidasi antarperguruan tinggi untuk memperkuat arah pengembangan kurikulum berbasis dampak. Acara ini juga membahas peran teknologi, fleksibilitas pembelajaran, dan pentingnya keberlanjutan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).

Menurut Dr. Berry, tantangan pendidikan tinggi bukan lagi sekadar transfer ilmu, tetapi transformasi peran kampus sebagai agen perubahan sosial dan ekonomi. “Kampus harus menghasilkan solusi, bukan hanya skripsi,” tandasnya. (*)

Kategori :