Layanan untuk lansia dan disabilitas diberikan sejak jamaah tiba di bandara Arab Saudi, baik di Madinah maupun Jeddah.
Layanan tersebut mencakup akomodasi hotel selama di Madinah dan Makkah, serta terus berlanjut sejak Pra Armuzna, Armuzna, hingga pasca-Armuzna.
"Bentuk layanan jamaah haji lansia dan disabilitas antara lain adalah kebutuhan fisiknya yaitu makan, minum, penggantian popok, memandikan dan lain-lainnya. Tak hanya itu, kami juga sentuh psikologi untuk selalu tenang dalam beribadah," jelas Suviyanto.
Hampir Separo Lansia
Data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat, jumlah jamaah haji lansia tahun ini mencapai 47.384 orang, dengan rentang usia 65 tahun hingga lebih dari 100 tahun.
Menjelang puncak haji di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina), Suviyanto mengimbau jamaah lansia dan disabilitas untuk memprioritaskan ibadah wajib.
"Mengingat cuaca ekstrem sangat panas, maka kami harapkan agar jamaah tidak banyak beraktivitas di luar hotel," pesannya.
Ia juga mengingatkan agar jamaah tetap menjaga komunikasi dengan petugas demi keamanan dan kenyamanan selama beribadah.
Kami imbau kepada lansia kalau membutuhkan apa-apa, agar senantiasa berkoordinasi dengan petugas, supaya tidak dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab," tegasnya. (*)