Pejuang Skripsi, Merapat! Waspadai Logical Fallacy yang Bisa 'Meruntuhkan' Skripsi!

Senin 26-05-2025,16:55 WIB
Reporter : Immanuela Regina
Editor : Agung Pamujo

Tetapkan standar akademik dalam mengukur kebenaran, bukan berdasarkan jumlah dominan yang setuju.

8. Red Herring (Mengalihkan Fokus Perhatian)

Red herring adalah jenis fallacy yang mengalihkan pembahasan dari topik utama dengan membawa isu yang tampak relevan tetapi sebenarnya tidak berkaitan langsung. Dalam skripsi, ini kerap muncul ketika penulis menjelaskan penyebab dari suatu masalah tetapi malah membawa isu yang berbeda. Contoh: “Partisipasi mahasiswa menurun dalam organisasi karena beban tugas meningkat. Namun, mahasiswa sekarang juga lebih sering bermain game online.” Kalimat terakhir tampak logis, tetapi sebenarnya mengalihkan fokus dari isu utama.

Untuk mencegahnya, penulis perlu fokus pada struktur argumen. Setiap argumen harus mendukung klaim utama secara langsung. Bila ingin membahas faktor tambahan, pastikan relevansi dan hubungannya dijelaskan secara eksplisit.

Hindari menyisipkan informasi yang menarik tapi tidak mendukung tesis atau topik yang sedang dibahas.

9. Ambiguity (Makna yang Tidak Jelas atau Multitafsir)

Ambiguity adalah kesalahan yang muncul dari penggunaan istilah yang tidak didefinisikan secara tegas, sehingga membuka ruang interpretasi yang berbeda-beda. Dalam skripsi, ini sering muncul dalam penggunaan kata seperti “baik,” “buruk,” “efektif,” atau “kurang maksimal” tanpa penjelasan indikator yang digunakan. Contohnya: “Mahasiswa merasa sistem akademik saat ini kurang fleksibel.”

Pernyataan ini ambigu karena tidak dijelaskan aspek mana yang dianggap tidak fleksibel—jadwal, kebijakan, atau teknologi?

Untuk menghindarinya, setiap istilah abstrak yang digunakan perlu dijelaskan dalam konteks penelitian. Jika menggunakan kata “efektif,” sebutkan efektif dalam hal apa—penyerapan materi, kepuasan mahasiswa, atau hasil akhir.

Definisi operasional menjadi kunci untuk menghindari kekaburan makna yang bisa merusak kekuatan analisis.

Berpikir Kritis, Menulis dengan Akurat!

Menulis skripsi bukan hanya soal menyusun hasil, melainkan soal membangun argumen yang valid dan logis. Kesalahan berpikir atau logical fallacy merupakan perangkap yang kerap muncul, bahkan tanpa disadari. Jika tidak dihindari, fallacy dapat menyebabkan argumen menjadi lemah, menyimpang, atau tidak ilmiah

BACA JUGA:Rapat Paripurna dengan DPRD Kota Malang, Wali Kota Tegaskan Dana Rp50 Juta Per RT Mulai 2026

Penting bagi setiap penulis akademik untuk melatih kesadaran terhadap cara berpikirnya sendiri. Mengecek ulang argumen dengan pertanyaan kritis seperti “apakah ini benar-benar sebab-akibat?”, “apakah ini hanya opini mayoritas?”, atau “apakah ini disimpulkan dari data yang cukup?” adalah bentuk tanggung jawab logika dalam menulis.

Dengan begitu, skripsi tidak hanya akan lolos sidang, tetapi juga layak dibaca dan dikutip di masa depan.

Kategori :