Bahkan kalau nanti remaja, mereka bisa mengembangkan diary jadi blog, cerpen, atau buku harian digital. Yang penting, tanamkan sejak dini: cerita kita penting untuk ditulis dan dibaca, minimal oleh diri sendiri.
BACA JUGA:3 Mei, Hari Penulis Kata, Ini Cara Perkaya Kosakata Agar Tulisan Makin Variatif!
Mengajarkan anak menulis diary bukan soal buat mereka jadi sastrawan cilik. Tapi soal melatih kesadaran mereka akan hari-hari yang sedang mereka jalani. Liburan bisa terasa lebih hidup karena tidak hanya dilewati, tapi juga diceritakan kembali.
Karena suatu hari nanti, mereka akan membuka buku kecil itu, tersenyum, dan bilang: “Waktu kecil, aku pernah punya liburan yang seru banget.” Dan itu berkat —orang tua yang mengajaknya menulis.