19 April Ditetapkan sebagai Hari Keris Nasional

Sabtu 19-04-2025,21:33 WIB
Reporter : Agung Budi Prasetyo
Editor : Agung Pamujo

LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon, secara resmi mencanangkan 19 April sebagai Hari Keris Nasional. Pencanangan ini berlangsung pada Sabtu (19/4) dalam rangkaian acara Brawijaya Tosan Aji Fest – International Contemporary Keris Fest di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya, Malang.

Tanggal Penuh Sejarah

Penetapan 19 April bukanlah tanpa alasan. Tanggal tersebut merujuk pada momen penting dalam sejarah budaya Indonesia, yakni Kongres pertama Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) di Surakarta pada 2006, di mana upaya pemajuan budaya keris mulai dideklarasikan.

“Yang mendaftarkan keris ke UNESCO pada 2005 adalah komunitas, bukan lembaga resmi. Dan saat itu, belum ada wadah formal seperti SNKI,” ungkap Fadli.

Sementara itu, penyerahan keris ke UNESCO sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity dilakukan pada 25 November 2005. Namun tanggal tersebut dinilai kurang tepat karena berdekatan dengan peringatan hari besar nasional lain seperti Hari Guru dan Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan.

“Di tanggal tersebut sudah banyak hari-hari besar seperti hari guru, hari anti-kekerasan terhadap perempuan. Sehingga, jika mengikuti hari penyerahan ke UNESCO bisa-bisa kegiatan kebudayaan bertumpuk di ujung tahun,” terang Fadli

Simbol Nilai dan Seni Tinggi

Fadli menegaskan bahwa keris bukan hanya sekadar senjata tradisional. Tetapi simbol nilai budaya, kekayaan spiritual, dan pencapaian artistik tinggi.

“Kita sebagai bangsa Timur melihat keris dari dua sisi: esoteris – yakni makna dan energi spiritualnya, dan eksoteris – bagaimana seni bentuk, pamor, hingga ukirannya menjadi manifestasi artistik luar biasa,” jelasnya.

Budaya Sebagai Modal dan Soft Power

Lebih lanjut, Fadli berharap generasi muda semakin bangga dan aktif mengekspresikan budaya Indonesia. Ia menekankan bahwa budaya harus dilihat sebagai modal kebangsaan (culture capital), bukan beban.

“Ini adalah soft power Indonesia, kekuatan lunak yang mampu mempengaruhi dunia melalui budaya,” tegas Fadli.

Penetapan Hari Keris Nasional ini diharapkan menjadi momentum baru dalam membangkitkan kesadaran kolektif terhadap pentingnya pelestarian warisan budaya, serta mendorong tumbuhnya ekonomi berbasis budaya di Indonesia. (*)

Kategori :