Dengan memantau info tersebut, jemaat bisa memilih waktu ibadah yang paling memungkinkan mendapat kursi. Bahkan beberapa gereja menginfokan lewat story atau update status kalau sesi ibadah tertentu sudah penuh. Cek rutin sebelum berangkat bisa menghindarkan dari datang sia-sia karena ruangan sudah penuh sesak.
5. Gunakan Transportasi Cepat atau Tempat Parkir Alternatif
Tak sedikit umat kehilangan kesempatan dapat kursi hanya karena terjebak macet atau tidak dapat parkir. Paskah membuat lalu lintas sekitar gereja lebih padat dari biasanya. Maka, pakai kendaraan roda dua, transportasi online, atau datang rombongan satu mobil bisa jadi solusi.
Beberapa gereja juga menyediakan parkir tambahan, misalnya di halaman sekolah atau lapangan warga. Mengetahui lokasi ini sebelumnya bisa menghemat waktu dan mempercepat langkah masuk ke gereja. Karena makin cepat masuk, makin besar peluang duduk.
6. Hindari Terlalu Banyak Bawa Barang
Bawaan yang terlalu banyak bisa menyulitkan gerak saat mencari tempat duduk. Selain itu, banyak barang juga bisa membuat jemaat lain enggan berbagi ruang karena merasa tempat jadi lebih sempit. Bawa yang penting saja: Alkitab, tas kecil, botol minum jika dibolehkan, dan tentu saja masker cadangan.
Dengan barang bawaan ringan, langkah lebih gesit. Bisa langsung menyelip ke sela-sela kursi kosong tanpa ribet bongkar tas atau naruh barang di lantai. Di tengah keramaian ibadah Paskah, kecepatan kadang menentukan.
7. Jangan Pilih Kursi Tengah Kalau Datang Terlambat
Jika terpaksa datang mendekati waktu mulai, hindari mencoba duduk di barisan tengah. Itu akan memicu gangguan bagi jemaat yang sudah lebih dulu duduk. Cobalah ambil posisi samping atau belakang yang lebih mudah dijangkau.
Etika ini penting dijaga agar suasana ibadah tetap tertib. Daripada menggeser banyak orang hanya demi kursi strategis, lebih baik duduk di tempat yang cepat dicapai. Toh, semua bagian gereja tetap merasakan momen kebangkitan yang sama kuat.
8. Siapkan Opsi Gereja Cadangan Jika Terpaksa
Jika tinggal di kota besar atau dekat kawasan padat umat Kristen, biasanya ada lebih dari satu gereja yang bisa dikunjungi. Saat gereja utama sangat ramai, menyiapkan satu atau dua gereja alternatif bisa menjadi penyelamat. Tak semua gereja seramai itu, dan ada yang menyelenggarakan ibadah dengan kapasitas lebih longgar.
Tentu saja, tetap usahakan untuk memilih gereja yang tata liturginya sesuai dan bisa membantu menyambut Paskah dengan suasana yang sama khidmat. Tapi dengan adanya opsi ini, jemaat punya cadangan jika rencana utama gagal. Jadi, tidak perlu panik kalau gereja langganan ternyata sudah penuh saat sampai.
9. Pahami Jalur Masuk dan Arah Arus Jemaat
Beberapa gereja menggunakan sistem satu jalur masuk dan jalur keluar berbeda, apalagi saat hari besar seperti Paskah. Memahami jalur ini bisa mempercepat langkah menuju kursi yang masih kosong. Kadang, jemaat lebih cepat masuk dari sisi kanan dibanding sisi kiri, tergantung posisi petugas atau relawan.
Dengan memahami arah arus jemaat, bisa lebih cepat melihat tempat duduk kosong dan segera mengambil posisi. Ini juga menghindari kemacetan kecil yang biasa terjadi di pintu-pintu utama saat misa Paskah hendak dimulai.