Hari Bela Negara 19 Desember: Sejarah, Makna, dan Spirit Cinta Tanah Air
19 Desember diperingati sebagai Hari Bela Negara, momentum meneguhkan semangat cinta tanah air dan peran setiap warga dalam menjaga kedaulatan Indonesia di tengah tantangan zaman.-Freepik-
MALANG, DISWAYMALANG.ID--Setiap tanggal 19 Desember, bangsa Indonesia memperingati Hari Bela Negara sebagai momentum untuk meneguhkan kembali semangat cinta tanah air dan komitmen seluruh warga negara dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peringatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi refleksi atas sejarah perjuangan bangsa dalam mempertahankan eksistensi negara di tengah ancaman penjajahan.
BACA JUGA:Pemerintah Bangun 44.045 Unit Hunian Sementara untuk Korban Banjir Sumatera
Hari Bela Negara berakar dari peristiwa bersejarah 19 Desember 1948, saat Belanda melancarkan Agresi Militer II dan berhasil menduduki Yogyakarta yang kala itu menjadi ibu kota Republik Indonesia. Dalam kondisi genting tersebut, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditangkap.
Untuk memastikan pemerintahan Indonesia tetap berjalan, dibentuklah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumatera Barat, yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara. Keberadaan PDRI menjadi bukti nyata bahwa Republik Indonesia tidak pernah menyerah meski berada dalam tekanan militer dan politik.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG: Malang Raya Berpotensi Hujan Lokal, Khusus Batu Juga Hujan Petir
Pembentukan PDRI memiliki makna strategis bagi kelangsungan Republik Indonesia. Pemerintahan darurat ini tidak hanya menjaga roda pemerintahan tetap berjalan, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di mata dunia internasional bahwa negara ini masih eksis dan berdaulat. Peristiwa tersebut kemudian menjadi simbol penting perjuangan dan pengorbanan dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa.
Secara resmi, Hari Bela Negara ditetapkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2006. Penetapan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran seluruh komponen bangsa bahwa upaya bela negara bukan hanya tugas aparat pertahanan, melainkan kewajiban setiap warga negara sesuai dengan peran dan profesinya masing-masing.
BACA JUGA:Tembok Griya Shanta Dirusak Saat Proses Hukum Berjalan, Warga Sebut Ada Massa Suruhan
Dalam konteks kekinian, bela negara tidak selalu dimaknai dengan mengangkat senjata. Sikap bela negara dapat diwujudkan melalui berbagai bentuk, seperti menaati hukum, menjaga persatuan dan toleransi, berprestasi di bidang pendidikan, bekerja secara jujur dan profesional, hingga berperan aktif melawan ancaman nonmiliter seperti hoaks, radikalisme, dan disintegrasi sosial. Bela negara juga berarti menjaga nilai-nilai Pancasila dan semangat kebhinekaan dalam kehidupan sehari-hari.
Peringatan Hari Bela Negara menjadi pengingat bahwa kemerdekaan yang dinikmati saat ini merupakan hasil perjuangan panjang dan pengorbanan besar para pendahulu bangsa. Oleh karena itu, semangat bela negara harus terus diwariskan dan diimplementasikan oleh generasi muda sebagai bentuk tanggung jawab moral dalam menjaga keutuhan, kedaulatan, dan masa depan Indonesia.
Pada era globalisasi dan transformasi digital, tantangan terhadap kedaulatan negara semakin kompleks dan tidak selalu bersifat fisik. Ancaman nonmiliter seperti disinformasi dan hoaks, serangan siber, intoleransi, radikalisme, serta melemahnya rasa kebangsaan menjadi isu nyata yang dapat mengganggu persatuan nasional.
Dalam konteks ini, bela negara relevan diwujudkan melalui peningkatan literasi digital, kemampuan berpikir kritis, serta sikap bijak dalam menggunakan media sosial agar tidak mudah terprovokasi oleh sumber informasi yang menyesatkan.
BACA JUGA:Bukan Kucing Biasa, 9 Fakta Unik Caracal yang Jarang Diketahui
Selain itu, bela negara pada masa kini juga berkaitan erat dengan kontribusi nyata warga negara dalam mendukung pembangunan nasional. Partisipasi aktif dalam pendidikan, inovasi, penguatan ekonomi, kepedulian terhadap lingkungan, serta penegakan nilai integritas dan toleransi merupakan bentuk bela negara yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Sumber: kemhan
