Film Conclave Sang Pemenang Best Adapted Screenplay di Oscars Alami Lonjakan Penonton: Sisi Lain Dunia Gereja

Minggu 09-03-2025,07:30 WIB
Reporter : Immanuela Regina
Editor : Yulfarida Arini

Keberhasilan ini tak lepas dari cara film memadukan drama psikologis dengan ketegangan thriller. Tak hanya menyajikan diskusi teologis dan politik seputaran dunia gereja Katolik Vatikan, Conclave membangun konflik personal yang membuat penonton terus terpaku. Ketidakpastian mengenai siapa yang akan terpilih, serta misteri yang perlahan terungkap, menjadikan film ini lebih dari sekadar drama religius.

5. Kualitas Akting Para Pemain

Ralph Fiennes, yang sebelumnya dikenal melalui perannya sebagai Lord Voldemort di Harry Potter, memberikan penampilan luar biasa sebagai Kardinal Thomas Lawrence. Perannya sebagai seorang pria yang harus menghadapi tekanan besar dan keputusan sulit berhasil menghidupkan ketegangan dalam film.

Fiennes sukses memerankan Kardinal Lawrence yang terjebak di antara keyakinan dan intrik politik gereja. Sementara itu, Stanley Tucci sebagai Kardinal Aldo Belini dan John Lithgow sebagai Kardinal Joseph Tremblay menambah kedalaman cerita dengan karakter mereka yang penuh ambiguitas moral. Dialog intens di antara mereka terasa seperti permainan catur, di mana setiap kata yang diucapkan dapat menentukan nasib kepausan di gereja Katolik Vatikan.

6. Sutradara Edward Berger, Ahli Drama Politik

Edward Berger dikenal sebagai sutradara yang mampu mengemas drama politik menjadi cerita yang mendalam dan menggugah. Sebelumnya, ia sukses dengan All Quiet on the Western Front, film perang yang juga berhasil menyabet banyak penghargaan.

Dalam Conclave, Berger menggunakan pendekatan sinematografi yang intim, dengan banyak penggunaan close-up untuk menangkap ekspresi para kardinal yang penuh rahasia. Pemanfaatan pencahayaan natural dari jendela Kapel Sistina dan komposisi warna yang didominasi nuansa emas dan merah tua memberikan kesan megah sekaligus menekan, menambah bobot emosional di setiap adegan.

7. Oscar dan Pengaruhnya terhadap Minat Penonton

Oscars masih menjadi salah satu ajang penghargaan paling prestisius di dunia perfilman. Kemenangan Conclave dalam kategori Best Adapted Screenplay menjadi faktor utama di balik peningkatan minat terhadap film ini.

Penghargaan ini menggarisbawahi kekuatan naskah film yang penuh lapisan dan kompleksitas. Conclave tidak hanya menyajikan sebuah drama politik, tetapi juga menggali tema-tema universal seperti ambisi, kesetiaan, dan pengorbanan dari seorang tokoh agama. Kombinasi elemen-elemen ini yang membuat film ini tetap relevan dan menarik.

8. Perbandingan dengan Anora

Anora dan Conclave memiliki pendekatan yang sangat berbeda. Jika Anora lebih ke arah drama kelas sosial yang dibalut romansa dengan elemen personal yang kuat, Conclave lebih berfokus pada ketegangan politik gerejawi dan misteri yang berkembang sepanjang film.

Conclave juga menampilkan skala yang lebih besar dengan setting yang begitu megah, sementara Anora lebih intim dan emosional. Kedua film ini membuktikan bahwa cerita yang kuat tetap menjadi daya tarik utama bagi penonton.

9. Kenapa Conclave Worth It untuk Ditonton?

Conclave bukan sekadar film thriller politik biasa. Dengan narasi yang intens, atmosfer misterius, dan akting yang luar biasa, film ini memberikan pengalaman menonton yang mendalam sekaligus menghibur. Film ini mengajak penonton untuk mempertanyakan kekuasaan, etika, dan permainan politik yang terjadi bahkan dalam lingkungan yang seharusnya penuh spiritualitas, seperti gereja.

Selain sebagai hiburan, Conclave juga berfungsi sebagai refleksi atas bagaimana kekuasaan dan agama bisa saling bersinggungan dengan cara yang tidak selalu ideal. Dengan karakter yang kompleks dan dialog penuh makna, film ini menjadi tontonan yang tak hanya memacu adrenalin, tetapi juga mengajak penonton untuk berpikir lebih dalam.

Kategori :