MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Setelah kemenangan besar Anora di ajang Oscar, film Conclave karya Edward Berger juga mengalami lonjakan minat di bioskop. Drama-thriller ini sebenarnya telah hampir menyelesaikan masa tayangnya, tetapi mengalami ekspansi kembali ke bioskop setelah memenangkan kategori Best Adapted Screenplay. Kemenangan ini membuktikan bahwa Oscar masih berperan besar dalam menarik minat penonton.
Tetapi, apa yang membuat film ini menarik untuk ditonton?
Simak fakta terkait salah 1 film peraih Academy Awards yang menunjukkan sisi lain dari gereja Vatikan yang belum pernah disorot!
BACA JUGA:
1. Dari Film yang Hampir Selesai ke Kembali Berjaya
Film Conclave sempat mengalami penurunan tayang setelah beberapa minggu dirilis, tetapi kemenangan di Oscar menghidupkan kembali antusiasme publik. Setelah meraih penghargaan untuk skenario adaptasi terbaik, film ini kembali diputar di lebih banyak bioskop dan berhasil meraih kenaikan pendapatan sebesar 128% dibandingkan minggu sebelumnya.
Kebangkitan Conclave di bioskop menjadi bukti bagaimana kualitas cerita dapat mempertahankan daya tariknya meski masa tayang hampir berakhir. Awalnya, Conclave hanya menarik penonton tertentu yang menyukai tema politik dan agama. Namun, setelah Oscar, lebih banyak orang penasaran dengan misteri di balik pemilihan Paus yang diangkat dengan begitu intens.
2. Sinopsis: Ketegangan di Balik Pemilihan Paus
Conclave mengisahkan seorang kardinal bernama Lawrence (Ralph Fiennes) yang diberi tugas untuk mengawasi proses pemilihan Paus baru setelah kematian Paus sebelumnya. Semakin ia terlibat, semakin banyak intrik dan rahasia yang terungkap di balik pemilihan yang seharusnya sakral ini.
Film ini menawarkan pengalaman unik karena mengusung konsep locked-room mystery, di mana seluruh ceritanya berlangsung dalam satu ruang tertutup, yakni Kapel Sistina di Vatikan. Atmosfer dalam ruangan tersebut dibuat begitu mencekam dengan pencahayaan redup, bayangan lilin yang berkedip-kedip, dan tatapan penuh teka-teki dari para kardinal. Dengan dialog yang tajam dan ketegangan yang terus meningkat, Conclave berhasil membawa penonton ke dalam suasana penuh intrik politik di balik dinding Vatikan.
3. Adaptasi dari Novel Best-Seller
Film ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Robert Harris, seorang penulis terkenal yang sering mengangkat tema sejarah dan politik. Novel Conclave memberikan penggambaran tentang proses pemilihan Paus, yang selama ini jarang terekspos ke publik.
Dalam adaptasi filmnya, Conclave tetap setia pada sumber aslinya dengan mengangkat nuansa politik yang tegang, dilema moral para kardinal di gereja, serta atmosfer religius yang khas. Naskah yang memenangi Oscar ini berhasil menangkap kompleksitas novel dan menerjemahkannya ke dalam visual yang begitu dramatis, membuat penonton serasa menjadi bagian dari proses konklaf itu sendiri.
4. Performa Gemilang di Box Office
Dengan anggaran produksi sekitar $20 juta, Conclave berhasil meraup lebih dari USD105 juta secara global. Kesuksesan ini membuktikan bahwa film dengan tema politik dan agama masih memiliki daya tarik besar bagi penonton di seluruh dunia.