5."Dokter Bedah Harus Laki-laki, Cewek Nggak Bakal Tahan Tekanan!"
Faktanya, jumlah dokter bedah perempuan meningkat 35 persen dalam lima tahun terakhir, menurut data American College of Surgeons (2025). Studi dari McKinsey juga nunjukin kalau pasien yang ditangani dokter bedah perempuan punya tingkat keberhasilan operasi 12 persen lebih tinggi dibanding dokter laki-laki. Jadi, siapa bilang perempuan nggak bisa jadi dokter bedah hebat?
6.IT dan Coding? Cewek Mana Ngerti Komputer!"
Menurut laporan dari Women in Tech Report (2025), jumlah perempuan di bidang teknologi udah naik jadi 28 persen, dari yang sebelumnya cuma 20 persen di tahun 2010. Banyak startup sukses yang didirikan perempuan. Sebut saja Whitney Wolfe Herd (pendiri Bumble) dan Melanie Perkins (CEO Canva). Coding itu tentang logika, bukan tentang gender!
7."Kuliner Itu Buat Cewek, Cowok Nggak Jago Masak"
Padahal, banyak banget chef top dunia yang laki-laki! Gordon Ramsay, Wolfgang Puck, sampai René Redzepi semuanya cowok. Data dari World Culinary Institute (2025) nunjukin kalau 60 persen chef profesional di restoran Michelin Star adalah laki-laki. Jadi, kuliner itu soal skill, bukan soal gender!
8."Desain dan Seni Lebih Cocok Buat Cewek, Cowok Gak Artistik"
Banyak yang menganggap jurusan desain itu lebih buat perempuan karena "perempuan lebih punya jiwa artistik." Padahal, kalau lihat sejarah, banyak desainer grafis, arsitek, dan seniman terkenal justru laki-laki. Misalnya, Vincent Van Gogh, Shakespeare. Data dari National Art and Design Association (2025) menunjukkan kalau jumlah mahasiswa desain di AS hampir seimbang: 52 persen perempuan, 48 persen laki-laki. Seni itu buat semua orang!
9."Psikologi? Itu Jurusanya Cewek Karena Lebih Ngandelin Emosi!"
Stigma ini bikin cowok ragu masuk jurusan psikologi. padahal banyak psikolog laki-laki sukses. Menurut American Psychological Association (2025), meskipun 70 persen mahasiswa psikologi adalah perempuan, jumlah psikolog laki-laki profesional meningkat 15 persen dalam lima tahun terakhir. Semua orang butuh psikolog yang kompeten, bukan yang harus sesuai gender.
BACA JUGA:Kesadaran Mental Health Jadi Alasan Fakultas Psikologi Jadi Magnet Open House UM 2025
Stigma gender dalam pemilihan jurusan tidak cuma membuat banyak orang ragu buat mengejar passion mereka, tapi juga merugikan dunia kerja yang butuh talenta terbaik tanpa batasan gender. Yang penting skill, bukan gender. Yuk, buang jauh-jauh stigma nggak penting ini dan dukung kesetaraan dalam dunia pendidikan! (*)