Survei: Mayoritas Anak Muda Pilih Pengobatan Mandiri Ketika Sakit

Sabtu 11-01-2025,19:12 WIB
Reporter : Tazqia Aulia Zalzabillah
Editor : Agung Pamujo

MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Berdasarkan data dari BPS 2024, jumlah anak muda di Indonesia mencapai 64,22 juta jiwa. Atau, sekitar seperlima dari total populasi dan memiliki peran signifikan dalam menentukan dinamika kesehatan.

Saar menghadapi keluhan kesehatan, baik fisik maupun psikis, generasi muda cenderung memilih pengobatan mandiri. Semakin marak  seiring dengan kemajuan teknologi, mudahnya akses informasi, dan pertimbangan biaya.

Namun, meskipun terlihat praktis, pengobatan mandiri tetapi menimbulkan kekhawatiran terkait dengan potensi risiko kesehatan yang dapat muncul. Terutama, jika pengobatan dilakukan tanpa adanya panduan dari tenaga ahli.

Statistik Keluhan Kesehatan 

Data BPS menunjukkan bahwa keluhan kesehatan di generasi muda cenderung fluktuatif dari tahun 2016-2024. 

Secara keseluruhan, proporsi keluhan anak muda terkait kesehatan terus meningkat. Dari 17,40 persen pada 2016, hingga mencapai puncaknya pada 2022 dengan 23,38 persen. 

Namun, terjadi penurunan signifikan pada 2023 menjadi sebesar 17,21 persen. Lalu,  kembali naik tipis menjadi 17,99 persen pada 2024.

Hal ini menunjukkan adanya fluktuasi yang terus berlangsung.

Lalu, bagaimana anak muda dalam mengatasi keluhan kesehatan?

Sebagian generasi muda lebih memilih untuk melakukan pengobatan sendiri,  dengan persentase mencapai 65,82 persen. 

Biasanya hal ini dilakukan tanpa resep dari tenaga kesehatan. Seperti pembelian obat di warung/apotek, melakukan pijat/kerokan, hingga mengonsumsi obat dari orang lain. 

Sementara, sebanyak 12,91 persen memilih untuk rawat jalan, dan  16,85 persen mengombinasikan rawat jalan dengan pengobatan mandiri.

Namun, masih ada 4,42 persen anak muda yang tidak melakukan pengobatan sama sekali, meski mengalami keluhan kesehatan. 

Di sisi lain, terdapat beberapa alasan mengapa sebagian pemuda tidak menjalani rawat jalan. Antara lain, karena alasan keterbatasan biaya pengobatan, tidak adanya biaya transportasi, waktu pelayanan lama, hingga tidak adanya pendamping selama proses pengobatan.

Risiko Pengobatan Mandiri

Kategori :