MALANG, DISWAYMALANG.ID–Mahasiswa Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya (FMIPA UB) Aqidatun Naffiah Choirunniza mengikuti program Universitas Brawijaya Student Academic Research (UB STAR) dengan melaksanakan riset internasional di Universiti Teknologi MARA (UiTM) Puncak Alam, Malaysia. Kegiatan riset ini berlangsung selama satu bulan, mulai 20 November hingga 19 Desember 2025.
Riset yang dilakukan mengangkat judul “Isolasi dan Identifikasi Metabolit Sekunder Daun Jati (Tectona grandis) sebagai Antibakteri secara in vitro dan in silico.”
Ketua Departemen Kimia FMIPA UB Anna Safitri PhD menyampaikan, penelitian ini bertujuan mengeksplorasi potensi senyawa metabolit sekunder dari daun jati sebagai agen antibakteri. Yang diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan kandidat bahan aktif berbasis sumber daya alam.
BACA JUGA:UB Masuk Enam Besar Perguruan Tinggi Terbaik Nasional Versi UNIRANKS, Perkuat Daya Saing Global
Selama mengikuti program UB STAR, Aqidatun menjalani berbagai aktivitas riset utama. Meliputi proses purifikasi isolat hasil ekstraksi serta karakterisasi struktur senyawa menggunakan spektroskopi Nuclear Magnetic Resonance (NMR) di laboratorium UiTM Puncak Alam.
Kegiatan riset ini dibimbing langsung oleh Prof Mohd Fazli Mohammat dan M Yahya selaku supervisor dari pihak UiTM, serta Assoc Prof Masruri PhD sebagai dosen pembimbing dari Departemen Kimia Universitas Brawijaya.
Aqidatun Naffiah Choirunniza ikuti UB Star di UiTM Malaysia. -humas UB--
“Program ini tidak hanya memperkuat kompetensi teknis mahasiswa dalam bidang kimia bahan alam dan analisis struktur senyawa, tetapi juga memberikan pengalaman riset internasional yang berharga melalui kolaborasi lintas negara,” terang Anna.
BACA JUGA:Limbah Pertanian Jadi Pakan, Tim UB Perkuat Ketahanan Pakan Sapi Madura di Bangkalan
Selain itu, penelitian ini memiliki relevansi kuat dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3 (Good Health and Well-being) melalui pencarian kandidat antibakteri baru, SDG 4 (Quality Education) melalui penguatan pembelajaran berbasis riset, serta SDG 17 (Partnerships for the Goals) melalui kerja sama akademik internasional antara Universitas Brawijaya dan UiTM.
Aqidatun menyampaikan bahwa program UB STAR memberikan pengalaman akademik yang sangat bermakna. “Melalui program ini, saya mendapatkan kesempatan untuk mengakses fasilitas instrumen canggih seperti NMR serta berdiskusi langsung dengan peneliti internasional. Pengalaman ini sangat memperluas wawasan saya dalam riset kimia bahan alam dan meningkatkan kepercayaan diri untuk melanjutkan penelitian di tingkat yang lebih lanjut,” ungkapnya.
BACA JUGA:Penelitian Dosen UB Dapat Apresiasi dari UNESCO
Sementara itu, Assoc Prof Masruri PhD menilai bahwa partisipasi mahasiswa dalam program riset internasional seperti UB STAR merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas akademik dan daya saing global.
“Riset ini tidak hanya memperkuat kompetensi mahasiswa dalam teknik karakterisasi senyawa, tetapi juga mendorong kolaborasi riset yang berkelanjutan. Kami berharap hasil penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut menuju publikasi ilmiah dan riset lanjutan,” jelasnya.
Melalui program UB STAR, UB terus berkomitmen dalam mendukung internasionalisasi pendidikan, peningkatan kualitas riset mahasiswa, serta kontribusi nyata perguruan tinggi dalam menjawab tantangan global melalui sains dan inovasi.