MALANG, DISWAYMALANG.ID–Avatar: Fire and Ash menjadi salah satu film paling ditunggu di akhir 2025. Installment ketiga dari waralaba Avatar tersebut tayang di bioskop Indonesia mulai Rabu, 17 Desember 2025, hari ini.
Mengusung genre fiksi ilmiah (sci-fi), petualangan, dan fantasi, Avatar: Fire and Ash menghadirkan lanjutan dari kisah epik Negeri Pandora karya James Cameron.
Film ketiga ini, yang masih dibintangi Sam Worthington dan Zoe Saldana, diklaim menyajikan cerita yang lebih kompleks dan emosional dibanding Avatar (2009) dan Avatar: The Way of Water (2022).
Kali ini, Jake Sully dan Neytiri tidak lagi berhadapan dengan tentara manusia. Sebaliknya, yang mengancam kedamaian Pandora adalah Suku Ash, sesama bangsa Na'vi yang hidup di lereng gunung berapi. Pemimpinnya, Varang, berambisi menguasai seluruh planet.
Sebelum menontonnya di bioskop, yuk simak fakta-fakta seru Avatar: Fire and Ash di bawah ini!
1. Durasi Lebih dari 3 Jam
Trailer Avatar: Fire and Ash-Avatar-YouTube--
Siap-siap popcorn dan air minum yang banyak sebelum masuk teater. Sebab Avatar: Fire and Ash memiliki durasi sekitar 197 menit atau 3 jam 17 menit. Terpanjang dalam sejarah seri film Avatar.
Durasi itu lima menit lebih lama dibanding Avatar: The Way of Water. Hal itu pun memberi ruang lebih bagi film ketiga Avatar tersebut untuk mengembangkan karakter, konflik antar suku Na’vi, serta memperluas dunia Pandora.
Pendalaman hubungan emosional keluarga Sully, dinamika suku baru seperti Ash People, hingga skala pertarungan besar yang menjadi inti cerita, dieksplorasi lebih dalam.
"Waktu kami menulis ulang dan syuting ulang adegan-adegan yang melibatkan Jake dan Toruk (makhluk berbentuk burung besar di Pandora), aku sadar, waduh udah tiga jam nih. Tapi bakal bagus, kok," jamin James Cameron kepada Variety.
2. Ash People dan Wind Traders
Varang, pemimpin Ash People dalam Avatar: Fire and Ash-Avatar---
Avatar: Fire and Ash memperkenalkan suku Na'vi baru yang belum pernah muncul di dua film sebelumnya. Mereka dikenal sebagai Ash People atau Mangkwan Clan.
Mereka tinggal di Ash Village. Wilayah dataran vulkanik Pandora yang dipenuhi lava, abu, dan lansekap tandus akibat letusan gunung berapi.
Suku tersebut digambarkan memiliki budaya dan cara hidup yang keras, berbeda dari suku Na’vi lain yang lebih selaras dengan alam. Suku tersebut dipimpin Varang (Oona Chaplin), tokoh antagonis yang digambarkan tegas dan penuh ambisi.
Ash People menjadi salah satu sumber konflik utama dalam cerita film Avatar: Fire and Ash. Dinamika budaya dan hubungan mereka dengan tokoh-tokoh lama serta antagonis lainnya memicu ketegangan besar di Pandora.
Selain Ash People, Avatar: Fire and Ash juga memperkenalkan suku Na'vi baru lainnya. Yakni Wind Traders, sebuah klan nomaden yang melayang tinggi di langit Pandora. Mereka dipimpin oleh kepala suku bernama Peylak (David Thewlis).
3. Bujet Fantastis
Cuplikan trailer Avatar: Fire and Ash-Avatar-YouTube--
Avatar: Fire and Ash menjadi salah satu film dengan bujet produksi terbesar dalam sejarah. Biaya diperkirakan mencapai sekitar USD400 juta, atau setara sekitar Rp6,6 triliun).
Anggaran superbesar itu terutama digunakan untuk teknologi efek visual dan motion capture canggih, demi menghadirkan dunia Pandora yang semakin realistis. Lengkap dengan lansekap vulkanik, pertempuran epik, serta karakter yang detail secara visual.
Di balik penggunaan teknologi mutakhir itu, James Cameron secara tegas menyebut bahwa ia menghindari penggunaan AI dalam proses pembuatan filmnya.
"Semua karakter, performa, dan elemen kreatif dalam film ini murni tetap berasal dari aktor nyata dan teknologi motion capture. Bukan dari kecerdasan buatan alias AI," papar Cameron.
Pendekatan tersebut menunjukkan bahwa Avatar: Fire and Ash membutuhkan investasi teknologi yang sangat tinggi. Namun tetap mengandalkan kreativitas dan peran manusia, demi menghadirkan pengalaman menonton yang imersif dan megah di layar lebar.
4. Soundtrack Bertabur Bintang
Miley Cyrus jadi pengisi soundtrack Avatar: Fire and Ash yang berjudul Dream As One-Miley Cyrus-YouTube--
Album Soundtrack film Avatar: Fire and Ash sudah dirilis duluan sebelum filmnya tayang. Yakni pada 5 Desember 2025. Tak tanggung-tanggung, album itu berisi 37 lagu, dengan lagu utama berjudul Dream as One.
Dream as One diciptakan oleh Simon Franglen, komposer yang sebelumnya juga turut menggarap soundtrack untuk Avatar: The Way of Water. Dan dibawakan oleh penyanyi populer Miley Cyrus.
Kehadiran pelantun Flower itu jelas menambah daya tarik album soundtrack. Karena suaranya yang emosional dinilai mampu merepresentasikan tema persatuan, harapan, dan ikatan spiritual dengan Pandora yang menjadi inti cerita Avatar: Fire and Ash.
Lalu, ada satu lagu lagi yang mencuri perhatian. Yakni track penutup yang berjudul The Future and The Past, yang dinyanyikan oleh Zoe Saldana, pemeran Neytiri. Sebagai salah seorang bintang utama, dia membawakan lagu itu dengan penuh penghayatan.
5. Konflik Keluarga di Balik Perang Antarsuku
Cuplikan trailer Avatar: Fire and Ash-Avatar-YouTube--
Jake Sully, yang masih memimpin bangsa Na'vi, kini lebih matang usai menghadapi berbagai tantangan besar dalam hidupnya. Namun, ia dan Neytiri harus bertarung dengan rasa bersalah setelah kehilangan anak sulung mereka, Neteyam, di film kedua.
Tema itu menjadi penjahit cerita Avatar: Fire and Ash secara keseluruhan. Ia menjadi penyulut konflik internal di dalam keluarga Jake Sully. Padahal di saat bersamaan, mereka harus menghadapi ancaman dari Suku Ash.
Lo’ak (diperankan Britain Dalton), anak kedua Jake dan Neytiri, selama ini merasa di bawah bayang-bayang sang kakak. Namun, ketika ia harus mengisi lubang yang ditinggalkan Neteyam, ia merasa tertekan.
Tsireya dan Tuktirey (Tuk) juga kembali nongol, memperkaya alur cerita melalui dinamika keluarga Sully dan konflik antar generasi. Kehadiran mereka menyoroti hubungan lintas klan yang menjadi bagian penting dari perkembangan kisah Avatar: Fire and Ash.
Dengan hadirnya jajaran karakter lama dan baru, konflik yang lebih kompleks, serta visual yang memukau, Avatar: Fire and Ash siap menghadirkan pengalaman menonton yang epik dan emosional.
Film itu pun menjadi tontonan wajib bagi penggemar saga Pandora menjelang akhir tahun 2025.