Inovasi Mahasiswa UB Manfaatkan Kencur Dijadikan Ekstrak Gel untuk Tangkal Osteoarthritis
Tim Mahasiswa UB Perancang Gel Transfersom Ekstrak Kencur--prasetya.ub.ac.id
MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Prevalensi Osteoarthritis (OA) atau penyakit radang sendi kronis di Indonesia telah mencapai lebih dari 700 ribu kasus di Indonesia, dan terus meningkat. Fakta ini mendorong tim mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang untuk menciptakan terapi alternatif yang lebih aman dan efektif.
OA umumnya dialami kalangan orang tua. Untuk menanggulangi, kebanyakan mereka mengonsumsi obat OA konvensional. Seperti Obat Antiinflamasi Nonsteroid atau OAINS. Namun, obat-obat tersebut dilaporkan memiliki banyak efek samping dan target obat yang kurang maksimal.
Dari situlah, tim mahasiswa UB tersebut mengembangkan inovasi berupa sebuah gel inovatif berbahan dasar ekstrak kencur (kaempferia galanga). Pembuatannya dengan teknologi nano drug delivery bernama transfersom.
Ketua tim peneliti, Muhammad Zahid Alfairuzy, menjelaskan bahwa kencur dipilih karena memiliki kandungan aktif bernama Etil p-Metoksisinamat (EPMC) yang terbukti ilmiah memiliki efek anti-inflamasi. EPMC ini tidak hanya mampu meredakan nyeri dan peradangan namun juga dapat memperbaiki progresi penyakit. Ini berbeda dengan terapi konvensional OAINS seperti natrium diklofenak yang hanya meredakan gejala sakit yang ditimbulkan OA.
Namun, terdapat permasalahan dari struktur pelindung kulit kencur yang bekerja sebagai barrier kulit. Barrier kulit kencur, terdiri atas kandungan lemak.
Itu berarti diperlukan 'sesuatu' yang bisa menembus penghalang lemak di kulit kencur tersebut. Tim mahasiswa UB pun menggunakan teknologi transfersom bekerja.
Transfersom merupakan sistem penghantaran obat berbentuk vesikel yang sangat fleksibel. Sehingga mampu membawa zat aktif yang bermanfaat menembus lapisan kulit dengan efisiensi tinggi. ''Ini seperti “kendaraan” yang mengantarkan obat langsung ke sasaran yaitu jaringan sendi,” jelas Zahid.
BACA JUGA:25 September Hari Farmasi Sedunia: Peran Apoteker sebagai Garda Depan Kesehatan Global
Penelitian dan Pengujian Berkelanjutan
Penelitian yang diajukan dalam program PKM-Riset Eksakta (PKM-RE) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi ini akan menguji efektivitas gel tersebut pada tikus yang dimodelkan menderita OA.
Gel transfersom ekstrak kencur akan dibandingkan dengan gel diklofenak yang umum digunakan. Parameter yang diamati meliputi pengurangan pembengkakan sendi, perbaikan struktur tulang rawan, peningkatan ekspresi kolagen tipe II, dan mediator inflamasi.
Dosen pembimbing, apt. Oktavia Rahayu Adianingsih, S.Farm., M.Biomed., menambahkan inovasi ini tidak hanya memanfaatkan kekayaan herbal lokal, tetapi juga menjawab tantangan dalam terapi osteoarthritis.
Luaran dari penelitian ini tidak hanya laporan ilmiah, tetapi juga target untuk mempublikasikan hasilnya di jurnal terakreditasi, mendaftarkan hak kekayaan intelektual, serta mengedukasi masyarakat melalui media sosial Instagram dan Tiktok @kaempersom.gel.
Dengan demikian, diharapkan inovasi anak bangsa ini dapat berkontribusi dalam menekan angka penderita OA dan memberikan pilihan terapi yang lebih alami, efektif, dan terjangkau bagi masyarakat.
Sumber: prasetya.ub.ac.id
