1 tahun disway

Siiip! Peningkatan Laporan Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Diimbangi Respons Cepat Perlindungan

Siiip! Peningkatan Laporan Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Diimbangi Respons Cepat Perlindungan

Ilustrasi keluarga bahagia tanpa kekerasan--

KOTA MALANG, DISWAYMALANG.ID – Pemerintah Kota Malang memastikan penanganan terhadap kasus kekerasan perempuan dan anak semakin cepat dan terukur. Hal ini menyusul meningkatnya laporan masyarakat yang masuk ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA) pada semester pertama tahun 2025.

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang, Donny Sandito Widoyoko, menyebutkan bahwa sepanjang Januari–Juni 2025, pihaknya menerima 93 laporan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun, menurut Donny, lonjakan laporan justru berdampak positif terhadap kualitas penanganan kasus di lapangan.

“Masyarakat kini lebih sadar dan berani melapor. Artinya kami bisa lebih cepat merespons dan menyelamatkan korban. Itu yang paling penting,” ujar Donny, sabtu (2/8).

Setiap laporan yang masuk, menurut Donny, langsung ditangani tim UPT PPA yang telah disiagakan. Penanganan mencakup perlindungan psikologis, evakuasi, rujukan hukum, hingga pendampingan sosial.

“Dengan pelaporan yang cepat, kami bisa langsung ambil tindakan, entah untuk evakuasi korban KDRT maupun kekerasan anak,” imbuhnya.

BACA JUGA:HUT RI ke-80, Pemkot Malang Hapus Denda Pajak Daerah Sepanjang Agustus 2025

Donny menekankan, sistem koordinasi yang baik dengan Polresta Malang Kota juga membuat proses penegakan hukum terhadap pelaku berjalan lebih efektif.

Sebagian besar kekerasan terjadi di lingkungan rumah. Baik dari kalangan ekonomi mampu maupun tidak, pelakunya justru berasal dari keluarga dekat.

“Paling banyak adalah kekerasan fisik dan seksual, pelakunya kebanyakan suami, ayah, atau anggota keluarga lain,” jelas Donny.

Menyikapi temuan tersebut, Dinsos-P3AP2KB menguatkan edukasi berbasis keluarga. Kampanye keluarga aman kini menyasar lingkungan RT/RW, sekolah, dan lembaga keagamaan untuk menanamkan kesadaran mencegah kekerasan sejak dini.

“Kami edukasi keluarga agar sadar perannya. Mulai dari komunikasi, pengenalan edukasi seksual pada anak, sampai menyadarkan orang tua pentingnya menjadi pendengar yang baik,” kata Donny.

Donny mengajak masyarakat Kota Malang untuk lebih peduli pada keluarga sendiri terlebih dahulu, dan tidak segan membantu korban dari keluarga lain bila menemukan tanda-tanda kekerasan.

Sumber: