Tak Perlu Takut Darah Tinggi! Ahli IPB Ungkap Fakta Ilmiah Soal Daging Kambing dan Hipertensi
Daging kambing merupakan daging merah yang dinilai lebih rendah lemak dan kolesterol.--foto: alodokter.com
JAKARTA, DISWAYMALANG.ID--Mitos bahwa daging kambing menjadi penyebab hipertensi atau dianggap sebagai makanan yang panas telah lama beredar di masyarakat. Banyak orang memilih untuk menghindarinya. Padahal anggapan ini tidak sepenuhnya benar secara ilmiah.
Faktanya, kepercayaan tersebut lebih didasari oleh mitos dan kebiasaan turun-temurun ketimbang bukti penelitian. Padahal, daging kambing yang dikenal dengan aroma dan cita rasanya yang khas justru memiliki nilai gizi yang baik jika dikonsumsi dengan cara yang tepat.
Secara ilmiah, daging kambing tidak terbukti menjadi pemicu tekanan darah tinggi.
“Namun, hal itu bisa disebabkan karena cara penyajian dan konsumsi yang terkait erat dengan hipertensi,” jelas Guru Besar bidang Genetika dan Pemuliaan Ternak Fakultas Peternakan IPB, Prof Ronny Rachman Noor, kepada Disway.
Mengenal daging kambing Lebih Dekat
Nilai gizi dari daging sangat bergantung pada jenis ternak, faktor genetik, dan cara pemeliharaan. Hewan yang digembalakan biasanya menghasilkan daging yang lebih sehat. Karena lemak jenuh dan kolesterol yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan ternak dari sistem penggemukan.
daging kambing atau chevon dikenal sebagai daging merah yang lebih sehat. Karena daging ini memiliki kandungan lemak rendah, protein tinggi, dan kolesterol yang lebih baik. Daripada dibandingkan dengan daging sapi maupun domba.
Chevon juga mengandung lebih sedikit lemak jenuh, sehingga baik untuk kesehatan jantung. Selain itu, daging kambing kaya akan zat besi dan protein yang berperan penting dalam menjaga kebugaran tubuh.
“Jadi, jika daging kambing dikonsumsi secara tidak berlebihan, tidak akan meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol secara drastis,” tambah Prof Ronny.
Faktor Pemicu Hipertensi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pola makan seimbang, konsumsi daging kambing tidak memengaruhi tekanan darah maupun profil lemak. Bahkan pada individu dengan hipertensi ringan.
Namun, penderita hipertensi tetap disarankan untuk membatasi konsumsi daging merah olahan yang tinggi lemak jenuh.
Oleh karena itu, daging kambing yang diolah dengan benar dan rendah lemak bisa menjadi pilihan yang lebih baik dibanding daging merah lainnya.
Selain itu, cara memasak dan porsi konsumsi juga sangat memengaruhi. Menggoreng daging dengan banyak garam, mentega, atau saus tinggi lemak dapat menjadikan makanan sehat berubah menjadi pemicu hipertensi.
Porsi yang berlebihan pun dapat memberi tekanan pada sistem kardiovaskular. Maka dari itu, bagi penderita hipertensi, pemantauan asupan daging merah sangat dianjurkan.
Tips Memasak daging kambing yang Lebih Sehat
Agar tetap aman dikonsumsi, penting untuk memperhatikan cara pengolahan dan penyajian.
Pilihlah daging kambing dengan lemak minimal, dan buang bagian lemak sebelum dimasak. Gunakan bumbu rendah garam atau sodium, serta herba alami untuk menambah cita rasa.
Metode memasak yang disarankan adalah memanggang, merebus, atau membakar, bukan menggoreng. Selain itu, padukan daging kambing dengan sayuran dan biji-bijian utuh agar nilai gizinya lebih seimbang.
Perbandingan Nilai Gizi
Secara umum, daging kambing memiliki lemak jenuh dan kalori yang lebih rendah dibandingkan daging sapi atau domba. Tetapi dengan kandungan protein dan zat besi yang lebih tinggi.
Dalam 100 gram daging kambing terdapat sekitar 122 kalori, lebih rendah daripada daging sapi yang memiliki 190 kalori dan domba dengan 175 kalori.
Kandungan lemak totalnya pun hanya 2,6 gram, jauh lebih sedikit dibandingkan sapi yang memiliki 7,9 gram lemak total dan domba dengan jumlah 8,1 gram.
Lemak jenuh pada daging kambing hanya sekitar 0,79 gram, sementara pada sapi mencapai 3 gram dan domba 2,9 gram.
Untuk protein, jumlahnya seimbang di kisaran 23-25 gram. Tetapi kandungan zat besinya lebih tinggi, yaitu 3,2 mg, dibandingkan sapi yang hanya 2,9 mg dan domba 1,4 mg.
Selain itu, daging kambing juga kaya mineral mikro seperti copper, zinc, vitamin B2, dan zat besi. Meskipun daging sapi lebih unggul pada vitamin B12, B6, dan fosfor.
Menurut Prof Ronny, data gizi menunjukkan bahwa kandungan kolesterol pada daging kambing sebenarnya berada pada kategori moderat. Fakta ini mematahkan mitos bahwa daging kambing menjadi penyebab tingginya kolesterol.
''Justru, kadar kolesterol daging sapi dan domba lebih tinggi dibandingkan dengan daging kambing,” ungkap Prof. Ronny.
Dengan lemak jenuh lebih sedikit dan protein tinggi, daging kambing dapat menjadi pilihan daging sehat. Daging yang baik untuk jantung, membantu pembentukan otot, serta mencegah anemia.
Sumber: disway.id
